Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ekonomi Indonesia Turun Kelas

Pemerintah Minta Dimaklumi

Jumat, 9 Juli 2021 07:40 WIB
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu. (Foto: Dok. Kemenkeu RI)
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu. (Foto: Dok. Kemenkeu RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kondisi ekonomi yang babak belur dihajar Corona selama setahun lebih, bikin level Indonesia turun kelas. Menurut Bank Dunia, Indonesia anjlok dari negara berpendapatan menengah atas menjadi negara dengan pendapatan menengah ke bawah. Meskipun penilaian itu menyakitkan, pemerintah minta dimaklumi.

Pada 2019, ekonomi Indonesia sempat naik kelas menjadi negara berpendapatan menengah atas. Karena saat itu, pendapatan perkapita Indonesia mencapai 1.040 dolar AS. Namun, setahun lebih dihantam pandemi, peringkat itu berubah.

Dalam laporan World Bank Country Classifications by Income Level: 2021-2022, Indonesia kembali turun kelas menjadi negara berpendapatan menengah bawah (Lower Middle-Income Country). Pendapatan per kapita Indonesia saat ini hanya 3.870 dolar AS di tahun 2020.

Baca juga : Program PEN Selamatkan Rakyat Dari Kemiskinan…

“Indonesia, Mauritus, Rumania, dan Samoa, kini berada di peringkat mereka pada 2019. Negara-negara ini terdampak pandemi Covid-19 sehingga mengalami penurunan GNI per kapita,” demikian keterangan tertulis Bank Dunia.

Menanggapi penilaian Bank Dunia itu, pemerintah tidak bisa mengelak. Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu, biang kerok dari ekonomi Indonesia yang babak belur tak lain pandemi yang sudah berlangsung 1 tahun lebih.

“Pandemi menciptakan pertumbuhan ekonomi negatif di hampir seluruh negara, termasuk Indonesia, di tahun 2020. Penurunan pendapatan per kapita Indonesia merupakan sebuah konsekuensi yang tidak terhindarkan,” kata Febrio, dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Baca juga : Oksigen Dialihkan Ke Medis, Menperin Minta Industri Maklum

Febrio meminta rakyat bisa memaklumi. Apalagi, kondisi yang menimpa Indonesia, juga dialami banyak negara lain di dunia. Termasuk negara-negara tetangga Indonesia di Asia Tenggara. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 terkontraksi minus 2,1 persen. Meskipun minus, apa yang dialami Indonesia masih lebih baik ketimbang negara G20 dan ASEAN.

Seperti India, terkontraksi minus 8 persen, Afrika Selatan minus 7 persen, Brazil minus 4,1 persen, Thailand minus 6,1 persen, Filipina minus 9,5 persen, dan Malaysia minus 5,6 persen. Hanya beberapa negara yang masih dapat tumbuh positif di tahun 2020. Seperti China 2,3 persen, Turki 1,8 persen, dan Vietnam 2,9 persen.

Padahal, sebelum pandemi, Indonesia berada dalam tren positif menuju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Hal itu didorong kerja keras melaksanakan pembangunan untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi secara konsisten rata-rata 5,4 persen dalam beberapa tahun terakhir. “Ini dampak tidak terhindarkan dengan adanya dampak dari pandemi,” ucap Febrio.

Baca juga : Kembangkan Ekonomi Sirkular, Pemerintah Bisa Gandeng Swasta

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta optimis, kondisi ini tidak akan berlangsung lama. Dia yakin, Indonesia akan kembali naik kelas menjadi negara berpendapatan menengah ke atas dalam 1-2 tahun ke depan. Syaratnya, pertumbuhan ekonomi harus berada di rentang 5-6 persen per tahun, dan pertumbuhan penduduk naik 1,2 persen per tahun.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.