Dark/Light Mode

Investor Masih Antusias

Investasi Ekonomi Digital Moncer

Minggu, 5 Mei 2019 09:25 WIB
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong. (Dok: Istimewa)
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong. (Dok: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memprediksi persentase Foreign Direct investment (FDI) atau penanaman modal asing secara langsung ke ekonomi digital masih akan moncer alias lancar.

Besarannya, berkisar di 1,3 miliar dolar AS sampai 2,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 34 triliun pada tahun ini. Kepala BKPM Thomas Lembong menjelaskan, nominal tersebut merupakan 15 sampai 20 persen dari FDI yang masuk ke Indonesia.

Baca juga : Pasca Pemilu 2019, Investasi Manufaktur Diyakini Makin Moncer

“Kisarannya yakni 9 miliar dolar AS sampai 12 miliar dolar AS per tahun,” ujarnya, di Jakarta, kemarin.

Ia mengungkapkan, belum ada indikasi investor kehilangan antusiasmenya kepada sektor ekonomi digital. Menurutnya, saat ini sektor tersebut masih menjadi idola bagi para investor. “Trennya masih sangat kuat,” ungkapnya.

Baca juga : Airin Berharap Warga Antusias Memilih Dalam Pemilu 17 April

Thomas menyebutkan, ekosistem perusahaan rintisan berbasis teknologi di Indonesia kini harus waspada dengan gelombang Initial Public Offering (IPO) unicorn di Amerika Serikat. Tren ini akan berpengaruh pada ketersediaan arus modal internasional ke Indonesia di sektor ekonomi digital.

Thomas menyebutkan, sejumlah startup di Amerika Serikat sudah melakukan IPO. Di antaranya Lyft, Pinterest dan Uber. Perusahaan teknologi Slack juga sedang bersiap go public. “Ada ekspektasi Airbnb akan melakukan IPO juga,” ujarnya.

Baca juga : Menteri Enggar Jangan Tersinggung

Tren tersebut dinilai Thomas memberikan dampak negatif dan positif. Positifnya, investasi di unicorn yang semula tidak likuid menjadi likuid. Di sisi lain, valuasi unicorn akan menghadapi tekanan luar biasa. “Valuasi mereka yang selama ini bertahan di angka puluhan miliar dolar AS patut dipertanyakan keberlangsungannya,” kata Thomas.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.