Dark/Light Mode

Investor Masih Antusias

Investasi Ekonomi Digital Moncer

Minggu, 5 Mei 2019 09:25 WIB
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong. (Dok: Istimewa)
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong. (Dok: Istimewa)

 Sebelumnya 
Di Indonesia sendiri, Thomas menilai, masih ada tantangan besar yang harus dihadapi dari sisi pendataan. Selama ini, klasifikasi investasi menggunakan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) yang diharmonisasikan dengan kode sektor internasional.

Sedangkan ekonomi digital kata dia, sebenarnya bukan sektor tersendiri yang ada dalam KBLI tersebut. Ekonomi digital merupakan sebuah fenomena yang penetrasi dan menyapu ke semua sektor.  “Misal, ada usaha di bidang transportasi yang mengarah ke digital,” katanya.

Baca juga : Pasca Pemilu 2019, Investasi Manufaktur Diyakini Makin Moncer

Ia mengaku, memisahkan arus modal asing ke sektor atau fenomena digital tidak mudah. Tapi, Thomas tetap berpendapat, arus modal ke digitalisasi perekonomian ini akan memiliki tren positif. "Ekonomi digital menjadi satu dari dua fenomena yang menyelamatkan FDI dalam lima tahun terakhir,” kata Thomas.

Fenomena lainnya yang dimaksud Thomas adalah arus modal ke smelter. Ia menilai, keduanya akan tetap mengalami akselerasi dan membantu pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan investasi 10 sampai 13 persen.

Baca juga : Airin Berharap Warga Antusias Memilih Dalam Pemilu 17 April

Salah satu sektor di ekonomi digital yang laju pertumbuhan investasi cukup tinggi adalah Financial technology (fintech). Asosiasi Fintech (Aftech) mencatat, investasi di fintech ini tumbuh 93 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada 2018.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.