Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Wapres: RI Perlu Siapkan Pengusaha Berbasis Syariah

Rabu, 28 Juli 2021 15:47 WIB
Wapres Maruf Amin. (Foto: Ist)
Wapres Maruf Amin. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengingatkan pentingnya menyiapkan pengusaha yang memiliki pemahaman syariah luas. Menurutnya, hal itu bisa membantu pengembangan industri halal Tanah Air dan meningkatkan ekonomi umat.

"Langkah penting yang harus dilakukan sekarang menyiapkan para pengusaha yang berbasis syariah di berbagai daerah," ujar Ma'ruf dalam Konferensi Ekonomi, Bisnis, dan Keuangan Islam Nusantara, yang digelar virtual, Rabu (28/7).

Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini yakin, dengan banyaknya pengusaha berbasis syariah yang mengimplementasikan pokok-pokok ajaran Islam dalam dunia usaha akan membantu pengembangan ekonomi syariah.

Baca juga : KPK Telisik Perencanaan Pengadaan Bansos Bandung Barat

Dia juga menegaskan, keuangan ekonomi syariah perlu terus dilakukan. "Caranya dengan pemberdayaan terhadap para pengusaha (berbasis syariah) yang sudah ada," imbuhnya.

Pengembangan usaha dan peningkatan ekonomi umat juga dilakukan antara lain melalui pengembangan sektor riil. Diperlukan juga pembangunan pusat-pusat bisnis syariah tujuannya agar industri syariah bisa tumbuh menjadi lebih besar.

"Seperti membangun Syariah Bisnis Center dan wahana transaksi yang didukung oleh teknologi digital bagi para pengusaha syariah," ungkap Ma'ruf, mencontohkan.

Baca juga : Pasien Melonjak, PUPR Siapkan Asrama Haji Donohudan Jadi RS Darurat

Dia mengingatkan, Indonesia memiliki potensi menjadi produsen halal terbesar di dunia. Tetapi sayangnya, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.

"Jangankan sebagai produsen dan menjadi pemain global, untuk memenuhi kebutuhan makanan halal domestik saja, kita masih harus impor," keluh eks Rais Aam PBNU ini.

Ma'ruf memberi contoh, pada 2018, Indonesia membelanjakan 173 miliar dolar AS atau 12,6 persen dari pangsa pasar produk makanan halal dunia sekaligus menjadi konsumen terbesar dibanding dengan negara mayoritas muslim lainnya.

Baca juga : KPK Perpanjang Masa Penahanan Eks Bupati Talaud Sri Wahyumi

"Oleh karena itu, pemerintah masih terus berusaha mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah,” tandas Ma'ruf.

Peran pengusaha berbasis syariah juga diharapkan bisa lebih berkontribusi untuk potensi yang ada, sehingga Indonesia tak hanya menjadi konsumen, tapi juga menjadi produsen di berbagai industri halal. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.