Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Lazada Stop Jual Produk Fesyen, Kuliner, Dan Kerajinan Impor
Semoga UMKM Lokal Kuasai Negeri Sendiri
Rabu, 4 Agustus 2021 05:29 WIB
Sebelumnya
“Kalau klaster nasional dalam kebijakan Pemerintah ditambah, ya mungkin saja (ada penutupan kembali). Intinya, Lazada selalu inline dengan agenda Pemerintah terkait kebijakan nasional,” janji Waizly.
Di kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan, permintaan penutupan akses impor barang substitusi lokal ini sudah disampaikan saat dirinya bertemu dan berdiskusi dengan Chun Li (Chief Executive Officer/ CEO Group Lazada) beberapa waktu lalu.
Kala itu, lanjut Teten, Chun Li menyampaikan komitmennya untuk menutup akses impor produk klaster industri tekstil dan fesyen, kuliner, kerajinan ke Indonesia. Untuk itu, Teten sangat mengapresiasi keberpihakan Lazada dalam mengembangkan UMKM.
Baca juga : 3 Contoh Proposal Bisnis Kuliner dan Kerajinan
“Ditutupnya akses impor atas beberapa klaster besar di platform Lazada ini, menjadi langkah awal untuk UMKM Indonesia bisa tumbuh secara sehat dan kuat,” ucapnya.
Ia berharap, langkah ini dapat terus menginspirasi seluruh stakeholder ekonomi digital di Indonesia untuk dapat mengambil peran aktif dalam transformasi digital UMKM.
Teten mendorong sektor swasta lainnya untuk bisa berkolaborasi secara dekat dengan Pemerintah. Tujuannya, untuk mendorong UMKM Indonesia bisa bertumbuh di ranah digital dan menjadi raja di negeri sendiri. “Kelak UMKM siap merajai pasar luar negeri,” tegas Teten.
Baca juga : Semoga Ramalan BMKG Tak Terjadi
Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengapresiasi keputusan Lazada.
“Meski agak terlambat, namun inisiasi penutupan akses impor tetap harus diapresiasi,” ujarnya.
Dia menuturkan, isu soal keberadaan barang impor versus lokal ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Saat e-commerce baru muncul, sudah ada isu 97 persen di antaranya merupakan barang impor.
Baca juga : Gibran Minta Pedagang Solo Jualin Produknya Ke Luar Negeri
Jumlah itu terdiri dari barang yang diimpor langsung atau melalui reseller yang di Indonesia.
“Industri digital membuat aktivitas menjadi tanpa batas. Jika porsi diperbanyak barang lokal di e-commerce Tanah Air, bisa saja harga barang impor naik karena jumlah barangnya terbatas. Konsumen tentu memilih harga yang paling murah,” pungkas Huda kepada Rakyat Merdeka, kemarin. [DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya