Dark/Light Mode

Fokus Kembangkan EBT, PLN Tambah Kapasitas Pembangkit Berbasis Hidro

Selasa, 10 Agustus 2021 16:43 WIB
PLTA Singkarak. (Dok. PLN)
PLTA Singkarak. (Dok. PLN)

 Sebelumnya 
Sejauh ini, beberapa proyek PLTA yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional dan diharapkan dapat beroperasi dalam waktu dekat juga telah menunjukkan perkembangan yang baik.

Sebagaimana misalnya PLTA Jatigede berkapasitas 110 MW yang kini progresnya mencapai 86,06 persen. Dan, PLTA Peusangan 1 & 2 berkapasitas 87 MW dengan progress di kisaran 87,02 persen.

Dalam upaya pengembangan energi bersih yang berkelanjutan, PLN pun mengaku membuka peluang untuk bekerja sama dengan para pengembang dari dalam maupun luar negeri.

“PLN membuka peluang bagi pengembang atau investor. Baik lokal maupun internasional dalam pengembangan pembangkit EBT Hidro dengan berlandaskan prinsip Good Corporate Governance (GCG)” ujar Agung.

Baca juga : Polisi Tersangkakan Nakes Yang Suntik Vaksin Kosong

PLN telah menyiapkan transisi menuju energi bersih sebagai respons terhadap perubahan iklim dan tren penggunaan EBT secara global.

Hal ini melandasi perseroan dalam menyiapkan berbagai langkah pengembangan pembangkit berbasis EBT di Kawasan Indonesia Timur.

PLN pun telah menyiapkan sejumlah strategi untuk melakukan konversi pembangkit dari sumber-sumber berbasis fosil ke EBT. Pada tahap pertama, PLN akan melakukan konversi PLTD di 200 lokasi ke EBT.

Menurutnya, semua ini merupakan bagian dari komitmen PLN untuk memenuhi target 23 persen EBT pada bauran energi pada 2025. Komitmen yang sama ditegaskan untuk pencapaian net zero emission pada 2060.

Baca juga : Menkes Tambah Kapasitas Laboratorium Untuk Penanganan Covid-19

Selain konversi PLTD ke pembangkit berbasis EBT, pihaknya pun mengaku telah menyiapkan peta jalan juga untuk melakukan pensiun bertahap bagi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang dimiliki.

“Kami menyiapkan peta jalan retirement (pensiun) PLTU batu bara untuk mencapai karbon netral pada 2060. Tahapan monetisasi PLTU batu bara sebesar 50,1 GW hingga 2056 akan dilaksanakan dan menggantinya dengan EBT secara bertahap,” papar Agung.

Untuk pembangunan pembangkit EBT, PLN akan melakukannya dengan cermat. Apabila di suatu daerah, suplai listriknya sudah melebihi kapasitas, maka penambahan pembangkit perlu diselaraskan dengan kebutuhan sistem.

“Pertama, Keselarasan supply dan demand. Kedua, affordability (keterjangkauan) dan berikutnya sudah barang tentu environmental (aspek lingkungan),” ujarnya.

Baca juga : Kasus Kematian Bertambah 1.568, Jatim Ranking 1 Banten Peringkat 5

PLN melalui semangat tranformasi menurut Agung akan memperhatikan 3 aspek penting ini sebagai bagian dari upaya menerapkan pilar Green.

Transformasi lewat pilar Green diharapkan dapat berkontribusi dalam pencapaian target bauran energi baru terbarukan nasional sebesar 23 persen pada tahun 2025. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.