Dark/Light Mode

Pertumbuhan Perekonomian Ditarget 5 Persen

Bisa Atasi Covid Ekonomi Melejit

Rabu, 18 Agustus 2021 05:31 WIB
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi. (Foto : Istimewa).
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi 2022 di angka 5 - 5,5 persen. Tentu saja target ini bisa tercapai jika kasus Covid-19 yang mulai bergeser ke luar Pulau Jawa-Bali bisa diatasi.

Target pertumbuhan ekonomi itu disampaikan Jokowi dalam rancangan anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022.

Menyikapi itu, ekonom Bank Mandiri Faisal rachman mengatakan, ada faktor internal dan eksternal yang akan menentukan soal pertumbuhan ekonomi.

Baca juga : Capai Target 7 Persen, Muhidin Puji Tim Ekonomi Jokowi

Faisal menjelaskan, faktor internal salah satunya ditentukan seberapa cepat Indonesia mampu mengatasi gelombang Covid-19 yang sekarang mulai bergeser ke luar Jawa-Bali.

“Pemulihan ekonomi tergantung pada program vaksinasi. Jika itu cepat dilakukan, maka mobilitas akan dapat naik dan mendorong konsumsi dan investasi,” kata Faisal, kemarin.

Menurutnya, jika berkaca pada kuartal II 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meroket 7 persen saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) belum dilonggarkan, sebenarnya masih ada kemungkinan ekonomi Indonesia melesat lagi ke depannya.

Baca juga : Peran ISEI Bagi Perekonomian Nasional Terus Diperkuat

Faktor internal berikutnya, yakni dukungan pemerintah untuk menangani pandemi Covid-19 dalam program Pemulihan ekonomi Nasional (PEN) di tahun depan masih diperlukan. Terutama untuk bantuan sosial dan kesehatan serta percepatan vaksinasi.

“Ini masih diperlukan sampai setidaknya pertengahan 2022 untuk memastikan pondasi pemulihan ekonomi kuat,” ujar Faisal.

Sedangkan faktor eksternal, menurut Faisal, ancaman terbesar di 2022 adalah kemungkinan seluruh negara maju seperti amerika Serikat mulai menormalisasi kebijakan stimulus baik fiskal dan moneternya.

Baca juga : ISEI: Pertumbuhan Yang Sehat Perlu Ditopang Transformasi Ekonomi

Faisal mengatakan, ancaman lain akan datang juga dari isu tersebut. Karena jika rupiah terkena, maka ada tekanan untuk kebijakan moneter akomodatif Indonesia.

“Tahun 2022 ekonomi Indonesia masih membutuhkan dukungan kebijakan moneter akomodatif,” katanya.

Sementara, ekonom Institute for Development of economics and Finance (Indef) abra Talattov menilai, target pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah tidak realistis.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.