Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Pengusaha logistik yang tergabung dalam Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menyoroti kelangkaan peti kemas yang masih terjadi sampai saat ini.
Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, berdasarkan kajian ALFI setidaknya ada tujuh sumber biang kerok yang membuat peti kemas menjadi langka.
Pertama, shipping dengan peti kemas diperlukan untuk aktivitas ekspor impor komoditas yang berupa produk jadi. "Banyak aktivitas ekspor komoditas sumber daya alam Indonesia seperti batubara dan CPO tidak menggunakan kontainer namun menggunakan Bulk Dry Cargo atau Bulk Liquid Cargo," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (22/8).
Kedua, ketersediaan kontainer di suatu negara salah satunya bergantung pada frekuensi impornya. Kontainer cenderung banyak bergerak ke Amerika Serikat seiring dengan impornya yang tinggi, sementara di Indonesia lebih sedikit.
Baca juga : Imin Tak Kuat Lama
Ketiga, selama pandemi Covid-19, terjadi penurunan impor Indonesia yang berakibat lebih sedikitnya kontainer yang masuk ke Indonesia.
"Dengan keterbatasan kontainer, pelaku usaha eksportir dan importir di Indonesia merasa kelangkaan kontainer, terutama ukuran 40 feet/40 feet highcube. Ditambah tekanan kenaikan biaya angkut tidak dapat mengkompensasi nilai tambah komoditas yang di ekspor," ujarnya.
Keempat, operator shipping line memberi klien free time window atau waktu ekstra secara gratis untuk menyimpan kargo mereka di dalam peti kemas di pelabuhan untuk mempertahankan hubungan bisnis.
Kelima, operator shipping line di Amerika Serikat mengurangi free time window tersebut dan membebankan biaya tambahan untuk pembongkaran kontainer untuk mendorong kontainer kembali ke Asia secepat mungkin untuk pengiriman berikutnya. Namun, importir AS tidak dapat menemukan kapasitas truk yang cukup untuk mengosongkan kontainer.
Baca juga : PLN Ungkap Bahaya Main Layang-Layang Dekat Jaringan Listrik
Keenam, para pelaku eksportir Asia menekan harga dengan memesan kontainer di muka, memesan ruang di kapal, dan menegosiasikan tarif dengan menggunakan kontrak kontainer yang terhubung dengan indeks dan alat manajemen risiko.
Ketujuh, pemerintah China melakukan intervensi harga dan meminta Costco (perusahaan container milik China dengan market share dunia 35 persen) untuk menahan harganya yang diharapkan dapat menahan kenaikan harga kontainer.
Diingatkan Yukki, kelangkaan kontainer akan mendorong kenaikan harga logistik. "Hal ini semakin diperparah karena selama masa pandemi aktivitas penurunan impor Indonesia yang menyebabkan kelangkaan kontainer terutama 40 feet untuk ekspor," jelasnya.
Untuk itu, ALFI telah menyampaikan usulan ke Pemerintah untuk mengatasi persoalan kelangkaan peti kemas. Pertama, kata Yukki, mengoptimalkan utlisasi perputaran peti kemas dengan mengupayakan pengeluaran/pemanfaatan peti kemas dengan status un-clearence (belum ada clearance) di setiap terminal Pelabuhan.
Baca juga : Pegadaian Berangkatkan Peserta Penerima Beasiswa MBA Ke Amerika Serikat
Kedua, diberikan relaksasi untuk pengalihan barang ekspor atau finished goods dari pabrik ke gudang logistik. Ketiga, optimalisasi keterlibatan pelaku logistik swasta nasional untuk mendukung proyek infrastruktur pemerintah.
Keempat, pemberian subsidi kepada eksportir, khususnya komoditas yang memiliki daya saing tinggi sehingga mampu mengubah cara pembayaran ekspor dari Free On Board (FOB) menjadi Cost, Insurance, and Freight (CIF) dan memiliki bargaining terhadap buyer di luar negeri.
"Dan memberikan subsidi kepada operator pelayaran sehingga mau melakukan repositioning (repo) kontainer kosong yang masih tertahan di beberapa tempat," ucapnya. [KPJ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya