Dark/Light Mode

Airlangga: Bukti PPKM Efektif

Industri Manufaktur Kita Salip Malaysia dan Vietnam

Jumat, 3 September 2021 06:20 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Sumber ekon.go.id).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Sumber ekon.go.id).

RM.id  Rakyat Merdeka - Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia meningkat pada Agustus 2021. Hal diyakini mendorong pembukaan lapangan kerja di Tanah Air.

PMI Manufaktur Indonesia pada Agustus 2021 tercatat pada level 43,7 atau naik dari bulan sebelumnya di level 40,1.

“Tingkat PMI Indonesia pada Agustus 2021 tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa negara di ASEAN. Yakni Myanmar (36,5), Vietnam (40,2), dan Malaysia (43,4),” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Kiai Said: Radikalis Merasa Dapat Angin

Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, meningkatnya PMI Indonesia menunjukkan, adanya potensi peningkatan permintaan yang diiringi dengan naiknya kapasitas output dan penyerapan tenaga kerja.

Membaiknya PMI, menurut Airlangga, sejalan dengan meningkatnya efektivitas PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Artinya, pandemi Covid-19 terus menun­jukkan perbaikan di Tanah Air.

Airlangga berharap, berbagai program pengendalian Covid-19 dan pemulihan ekonomi bisa mendorong tingkat permintaan ke level yang lebih baik. Dan, menjadi insentif dalam mengakselerasi output di sektor manufaktur.

Baca juga : Kita Miliki Peluang Pulihkan Ekonomi

“Kondisi ini mengangkat ekspektasi perusahaan manufak­tur tentang perkiraan produksi dalam 12 bulan ke depan,” tuturnya.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Ketenagakerjaan Adi Mahfudz Wuhadji menilai, meningkatnya PMI tidak akan se­cara langsung berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja di Tanah Air.

Menurutnya, realisasi serapan tenaga kerja ditentukan oleh sejumlah faktor yang krusial di tengah pandemi belakangan ini.

Baca juga : Tembus Rp 167 T, Investasi Manufaktur Makin Ngebut

Namun demikian, Adi mengakui, saat ini peningkatan serapan tenaga kerja di kawasan perkotaan relatif stabil dampak dari daya beli masyarakat be­rangsur membaik.

Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus menduga, sejumlah industri yang men­dongkrak kinerja manufaktur antara lain, makanan dan minuman, kimia farmasi dan obat tradisional, serta industri logam.

“Bisa juga peningkatan ter­jadi pada industri alat angkutan atau otomotif karena masih ada keringanan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM),” pungkasnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.