Dark/Light Mode

IUEA-CEPA Ditarget Rampung Setahun

Lutfi: Uni Emirat Arab Tak Ingin Bertele-tele

Sabtu, 4 September 2021 06:30 WIB
tandatangani IUAE-CEPA - Menteri Perdagangan UAE, Thani bin Ahmed Al Zeyoudi (kiri) dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menandatangani pakta Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partneship Agreement atau IUAE-CEPA di Bogor, Jawa Barat, Kamis (2/9). (Foto: Dok. Kemendag).
tandatangani IUAE-CEPA - Menteri Perdagangan UAE, Thani bin Ahmed Al Zeyoudi (kiri) dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menandatangani pakta Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partneship Agreement atau IUAE-CEPA di Bogor, Jawa Barat, Kamis (2/9). (Foto: Dok. Kemendag).

 Sebelumnya 
Ada tiga hal utama yang men­jadikan CEPA penting bagi Indonesia dan UEA. Pertama, secara historis. CEPA merupa­kan perundingan pertama Indo­nesia dengan negara di kawasan Teluk. Begitu juga bagi UAE, ini perundingan pertama dengan mitra dagang di Asia.

Kedua, Indonesia dan UEA se­bagai dua kekuatan ekonomi uta­ma perlu mempererat kerja sama sehingga dapat saling melengkapi. Apalagi di masa pandemi, kedua negara butuh terobosan untuk saling mendorong ekonomi.

Ketiga, CEPA diharapkan bukan sekadar kemitraan/kerja sama Pemerintah dengan Pemerintah (Government to Govern­ment), tetapi juga antar-pelaku usaha (Business to Business) dan masyarat kedua negara.

Baca juga : Saya Tak Mau Dituduh Mengemis Ke Negara

Lutfi optimistis, CEPA bisa membangun kepercayaan kedua negara untuk lebih meningkat­kan perdagangan dan investasi. Serta meningkatkan intensitas pertemuan untuk kerja sama yang berkelanjutan.

Sehingga dapat secara signifi­kan meningkatkan produktivitas, inovasi, penciptaan lapangan ker­ja, kolaborasi bisnis dan berkon­tribusi pengentasan kemiskinan bagi kedua belah pihak.

Dua sektor penting: industri halal dan e-commerce juga akan didorong dalam IUAE-CEPA ini.

Baca juga : Ditarget Rampung Akhir Tahun, PT PP Kebut Pembangunan KIT Batang

“Saya bercita-cita membangun industri halal kolaboratif yang kuat antara Indonesia-UEA. Tidak hanya untuk pasar kedua negara, tetapi juga untuk dunia,” ucap Lutfi.

Pasalnya, kedua negara termasuk negara terkemuka dalam industri halal global. Sehingga masalah halal menjadi salah satu prioritas utama dalam perjanjian ini.

Berdasarkan laporan The State of Global Islamic Economic 2020-2021, prediksi pertumbuhan pasar halal global mencapai 2,4 triliun dolar AS pada 2024 dengan tingkat pertumbuhan ta­hunan kumulatif (Commulative Annual Growth Rate/CAGR) lima tahun sebesar 3,1 persen.

Baca juga : Luhut: Saya Tak Ingin Membungkam Kritik

Kata Lutfi, e-commerce menjadi garda terdepan dalam perdagangan. Meski belum menjadi konsensus internasional, e-commerce perlu didorong menciptakan bisnis yang kondusif dan semakin maju. Kar­ena dapat membuka peluang bagi pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) serta mem­perluas pasar mancanegara. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.