Dark/Light Mode

Eks Atlet Dayung Bantah Mau Jual Medali Emas

Saya Tak Mau Dituduh Mengemis Ke Negara

Jumat, 19 Februari 2021 07:28 WIB
Mantan atlet dayung nasional Leni Haini (Foto: Istimewa)
Mantan atlet dayung nasional Leni Haini (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan atlet dayung nasional, Leni Haini, membantah kabar yang menyebut dirinya mau menjual medali untuk biaya pengobatan anaknya. Dia menegaskan, saat ini, ekonomi keluarganya tidak seterpuruk dulu. Dia juga tidak mau dituduh mengemis ke negara.

Senin (15/2), sempat heboh berita Leni akan menjual medali-medali yang diraihnya selama menjadi atlet dulu. Hal itu dilakukan untuk membiayai pengobatan anaknya, Habibatul Fasia, yang kena penyakit epidermolysis bullosa (EB). Kulitnya rapuh dan mudah terluka. 

Berita heboh itu tak hanya dimuat media lokal tempat Leni tinggal, di Jambi, tapi juga beredar luas di media-media online mainstream nasional. Ada yang hanya memberitakan datar-datar, ada yang dalam bentuk video dengan narasi yang hampir beragam: Leni mau jual medali untuk obati anaknya.

Baca juga : Penyaluran Bantuan Sosial Tunai Tahap Satu Sudah Mencapai 95 Persen

Selang beberapa hari dari hebohnya berita tersebut, Leni menyatakan semua berita dirinya akan menjual medali itu adalah berita lawas. Hal itu disampaikan sendiri oleh Leni, dalam obrolan dengan Rakyat Merdeka, tadi malam. Kabar itu mencuat ketika temannya yang berprofesi wartawan mengunjungi rumahnya pada 2011. Saat itu, ekonomi keluarganya sedang drop. Semua habis dijual untuk membiayai pengobatan penyakit langka yang diderita putrinya. Termasuk rumah dan medalinya.

"Yang kuning-kuning ini emas ya Mba," kisah Leni, menirukan pertanyaan temannya saat mengunjunginya pada 2011. "Kalau emas sudah kakak jual untuk biaya berobat Habibah," jawabnya, ketika itu.

Ia tidak menyangka berita lama itu diangkat kembali dan viral di sosial media. Peraih medali emas SEA Games 1997 dan 1999 itu menduga, berita itu bermula dari akun Instagram (IG) yang mengunggah tentang dirinya tanpa izin dan konfirmasi dulu. 

Baca juga : Catat Ya, Sampah Medis Tidak Boleh Dibuang Sembarangan

"Di IG itu seolah-olah Pemerintah tidak perhatian kepada saya. Saya menangis, seakan-akan saya tidak terima kasih atas bantuan yang sudah diberikan pemerintah," ucapnya.

Ia mengaku beberapa kali mendapat bantuan dari Pemerintah, baik pusat maupun provinsi, untuk pengobatan anaknya. Tahun 2012, saat ia luntang-lantung di Jakarta, ketika membawa anaknya berobat, Pemprov Jambi turun tangan memberi tumpangan menginap di Mess Jambi. 

Tahun 2013, saat hendak kembali pulang kampung, ia mengantongi memo dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk diterima bekerja di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jambi. Bermodal memo itu, ia diterima menjadi tenaga honorer. Tugasnya ketika itu, melatih atlet dayung. Sayangnya, di 2016, kontraknya tak diperpanjang.

Baca juga : Anggota Polrestabes Surabaya Tembak Mati Kurir Narkoba

Alhasil, hampir 2 tahun ia menganggur. Di tengah kondisi ekonomi keluarga yang terpuruk, ia memungut sampah yang ada di Danau Sipin, Jambi. Sampah-sampah itu diuangkan, yang kemudian berkembang menjadi Bank Sampah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.