Dark/Light Mode

Kesiapan KAI Sambut Angkutan Akhir Tahun

Jumat, 7 Desember 2018 15:02 WIB
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro, meninjau kesiapan prasarana KA.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro, meninjau kesiapan prasarana KA.

RM.id  Rakyat Merdeka - Liburan akhir tahun sudah semakin dekat. Tentunya, ini menjadi momen penting untuk menikmati waktu bersama orang-orang terkasih. Perencanaannya pun sebaiknya disiapkan dengan matang, agar liburan akhir tahun menjadi lebih menyenangkan.

Selain perencanaan keuangan dan akomodasi, moda transportasi yang akan digunakan juga harus dipersiapkan karena menjadi faktor penting. Jangan sampai liburan akhir tahun Anda batal atau terganggu karena persiapan yang kurang. Salah satu moda transportasi darat yang bisa menjadi pilihan adalah kereta api.

Selain aman dan nyaman, keuntungan lainnya bepergian di saat libur panjang menggunakan kereta api adalah bebas dari kemacetan di jalan raya sehingga jadwal perjalanan lebih terprediksi.

Hal inilah yang membedakan kereta api dengan moda transportasi darat lainnya. Selain itu, berbagai fasilitas tambahan seperti stop kontak di setiap seat, layanan restorasi, TV KA, majalah, dan fasilitas lainnya membuat perjalanan kian berkesan. Minat masyarakat dalam menggunakan kereta api yang sangat tinggi apalagi menjelang libur panjang membuat pemesanan tiket KA cepat habis di tanggal-tanggal favorit.

Baca juga : Kejaksaan Agung Diminta Tidak Hamburkan Duit

Oleh karena itu, masyarakat sebaiknya merencanakan liburan jauh-jauh hari agar dapat membeli tiket kereta api sesuai tanggal yang diinginkan. Pemesanan tiket KA pun telah dilayani sejak 90 hari sebelum keberangkatan (H-90) di berbagai channel penjualan tiket resmi PT Kereta Api Indonesia (Persero) seperti KAI Access, Contact Center KAI 121, web www.kai.id, dan channel lainnya.

Untuk tahun ini, Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) ditetapkan selama 18 hari, mulai tanggal 20 Desember 2018 hingga 6 Januari 2019. KAI pun menyiapkan 394 perjalanan KA yang terdiri dari 346 KA regular dan 48 KA tambahan.

Jumlah ini meningkat 5% dibanding masa angkutan Nataru tahun lalu yang melayani 375 perjalanan KA. KAI mengoperasikan 24 nama KA tambahan (48 perjalanan KA) dengan total kapasitas seat sebanyak 27.560 per hari. KA tersebut sebagian besar mulai beroperasi pada 20 Desember 2018 hingga 7 Januari 2019.

Pada beberapa KA seperti Brantas Tambahan dan Mataram Premium, operasionalnya akan dimulai sejak 13 Desember 2018. KAI juga menyediakan layanan first class yaitu kelas Luxury pada KA Argo Bromo Anggrek (1.296 seat) dan Kelas Priority pada KA Argo Parahyangan (4.320 seat).

Luxury Train, alternatif mendapatkan kenyamanan dalam liburan akhir tahun.

Baca juga : Menteri Airlangga: Aturan Mobil Listrik Terbit Akhir Tahun

Volume penumpang selama 18 hari masa Angkutan Nataru diprediksi meningkat sebesar 4% atau 5.317.358 penumpang, dibanding masa Angkutan Nataru tahun lalu sebanyak 5.112.844 penumpang. Selain sarana, PT KAI juga menyiapkan prasarana dan SDM untuk mendukung kelancaran pelaksanaan angkutan Nataru seperti tahun-tahun sebelumnya. Bahkan selama masa angkutan tersebut, seluruh pegawai KAI dimaksimalkan untuk membantu kelancaran pelayanan di stasiun- stasiun, dan tidak diperkenankan mengambil cuti tahunan.

Untuk memberikan rasa aman bagi pengguna jasa KA, selama angkutan Nataru 2018/2019, KAI menyiapkan 6.172 personel keamanan yang terdiri dari 1.332 personel Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) 3.876 personel security, dan bantuan eksternal dari TNI/Polri sebanyak 950 personel termasuk K-9. Personel keamanan tersebut akan melakukan pengamanan di atas KA, stasiun, maupun secara mobile melakukan patroli di jalur KA dan obyek-obyek penting lainnya, seperti dipo lokomotif dan kereta. Dari aspek prasarana, seperti tahun-tahun sebelumnya KAI bersiap siaga untuk daerah- daerah rawan bencana alam.

KAI mendeteksi sebanyak 310 titik rawan berupa banjir, longsor, dan amblas di sepanjang jalur KA di Jawa-Sumatera. Untuk itu, KAI menyiapkan alat material untuk siaga (AMUS) antara lain berupa batu balas, bantalan rel, pasir, karung, besi H Beam (untuk jembatan), alat penambat rel, dan sebagainya di titik-titik yang telah ditentukan. Selain itu, KAI juga menyiagakan tenaga flying gank, petugas penilik jalan (PPJ) ekstra, penjaga jalan lintas (PJL) ekstra, dan petugas posko daerah rawan di sepanjang lintas KA Jawa dan Sumatera, untuk memantau apabila terjadi rintang jalan atau peristiwa luar biasa (PLH) yang menghambat perjalanan KA.

Total sebanyak 1.423 petugas disiagakan dengan rincian 415 personel PPJ ekstra, 867 personel PJL ekstra, dan 141 personel posko daerah rawan. Meskipun Jumlah Penjaga Jalan Lintas (PJL) ditingkatkan, PT KAI dengan tegas mengimbau kepada seluruh ma syarakat pengguna jalan untuk tetap mematuhi rambu- rambu di perlintasan sebidang. UU No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) menyebutkan, perjalanan KA mendapat prioritas di jalur yang bersinggungan dengan jalan raya.

Baca juga : Senang Diajak Menteri BUMN Turun Blusukan

Data menunjukkan, dari tahun ke tahun, terdapat tren kenaikan jumlah kecelakaan di pelintasan sebidang. Pada 2016 terjadi 295 kecelakaan, 2017 tercatat 448 kecelakaan, dan per 30 November 2018 telah terjadi 341 kecelakaan.

KAI pun kembali ingin mempertahankan angkutan Nataru dengan predikat zero accident seperti yang berhasil dicapai di angkutan-angkutan sebelumnya. Diperlukan kerja sama dengan seluruh pihak untuk mewujudkan keselamatan bersama. Rencanakan liburan Natal dan Tahun Baru Anda dengan matang dan tetap utamakan keselamatan! [TIM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.