Dark/Light Mode

SKK Migas: Perlu Teknologi Baru Untuk Memasarkan Stranded Gas

Rabu, 22 September 2021 21:02 WIB
Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus dalam memberikan sambutan pada webinar focus discussion group (FGD) bertajuk Arah Baru Industri Migas: Ketahanan Energi Dengan Memaksimalkan Pemanfaatan Natural Gas dan LNG Dalam Negeri, Rabu (22/9).
Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus dalam memberikan sambutan pada webinar focus discussion group (FGD) bertajuk Arah Baru Industri Migas: Ketahanan Energi Dengan Memaksimalkan Pemanfaatan Natural Gas dan LNG Dalam Negeri, Rabu (22/9).

 Sebelumnya 
"Pemanfaatan gas itu berbeda dengan BBM, karena harus didukung infrastruktur yang bagus. Untuk memanfaatkan gas, harus dibangun jaringan pipa gas, terminal timbun dan lainnya," terangnya.

Sejak satu dekade belakangan, PGN mulai mengembangkan gas menjadi LNG atau dalam bentuk cair. Dengan begitu, LNG bisa dikirimkan dengan kapal-kapal tangker dari pusat produksi atau kilang LNG ke konsumen. Ini mulai dilakukan termasuk oleh PGN sekitar tahun 2012," jelas Suseno.

Sebelumnya, Pertamina Group melalui anak usahanya KPI sudah mulai melakukan proses gasifikasi di beberapa kilang utamanya. Dimulai dari kilang Dumai, Kilang Balongan Jabar. Kemudian menyusul Kilang Cilacap dan Kilang Balikpapan.

Baca juga : Bank Mandiri Salurkan Bantuan Rp 5 M Untuk Pembangunan Islamic Center Persis

"Dari kilang-kilang utama Pertamina itulah, gas akan dipasok ke konsumen dengan lebih mudah, seperti dengan kapal tanker atau melalui jaringan pipa gas khususnya ke PLN dan kawasan industri mitra PGN," jelas Suseno.

Sejalan dengan program energi mix nasional, menurut Suseno, maka peran energi bersih seperti gas bahkan energi terbarukan akan semakin besar. Pemerintah juga akan menghentikan PLTU berbasis batubara mulai tahun 2025 mendatang.

"Implikasinya, kebutuhan gas di dalam negeri akan semakin besar. BUMN seperti PGN pun harus menyikapi dengan bijak," tandas Suseso.

Baca juga : Mahfud MD: Misi Mulia Insan Perhubungan Mempersatukan Bangsa

Sementara, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menambahkan, perlu peran semua pihak terutama Pemerintah untuk mendorong penciptaan pasar gas baru di dalam negeri.

"Negara harus hadir dengan kebijakan yang adil dan memungkinkan semua pihak bisa berusaha dan berkembangan dengan baik, termasuk pasar gas domestik ini," imbaunya.

Formulasi harga gas termasuk untuk industri, menurut Mamit harus adil dan menguntungkan semua pihak.

Baca juga : Airlangga: Pemerintah Siap Gelar Presidensi G20 Untuk Optimalkan Manfaat Bagi Indonesia

Konsumen gas untung karena mendapatkan harga terbaik, dan produsen atau KKKS juga untung dari investasi yang ditanamkan di Indonesia. "Inilah substansi harga terbaik itu harus bisa diwujudkan," tegas Mamit. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.