Dark/Light Mode

Tuntaskan Right Issue

BRI Catat Kelebihan Permintaan 1,53 Persen

Kamis, 30 September 2021 08:34 WIB
Dirut BRI Sunarso pada acara IDX Opening Bell: Rights Issue BRI, Rabu (29/9/2021). (Foto: Istimewa).
Dirut BRI Sunarso pada acara IDX Opening Bell: Rights Issue BRI, Rabu (29/9/2021). (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Bank Rakyat Indonesia (Perse­ro) Tbk atau BRI (BBRI) telah me­nyelesaikan rights issue, dengan melepas 28.213.191.604 saham baru atau 28,21 miliar bernominal Rp 50 per saham. Jumlah saham tersebut sebanyak-banyaknya 18,62 persen dari modal ditempat­kan dan disetor penuh perseroan setelah rights issue.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, saham baru yang dikeluarkan perseroan dalam aksi ini seluruhnya terserap pasar. Bahkan, ia mencatat terjadi kelebihan permintaan (oversub­scribe) 1,53 persen.

“Sebanyak 28,2 miliar saham baru yang ditawarkan telah terserap seluruhnya dengan nilai mencapai Rp 95,9 triliun. Bah­kan terjadi oversubscribe 1,53 persen,” kata Sunarso pada IDX Opening Bell, Right Issue BRI secara virtual, kemarin.

Baca juga : OttoPay Catat Kenaikan Transaksi Hingga 60 Persen Selama Pandemi

Adapun dana yang diperoleh perseroan dari hasil rights issue ini setelah dikurangi seluruh biaya emisi, akan digunakan untuk pembentukan Holding BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Ultra Mikro. Yang dilakukan melalui penyertaan saham perse­roan dalam Pegadaian dan PNM (Permodalan Nasional Madani).

“Kami rasanya seperti mem­dapat angin segar, kemudian untuk tetap optimis, bahwa ekonomi kita akan bisa bangkit dan dipercaya pula oleh investor. Baik domestik maupun global. Kami komit untuk memenuhi aspirasi ini,” tutur Sunarso.

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan, rights issue BRI meru­pakan gambaran kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia.

Baca juga : Tiga Fungsi Kementerian Pertanian Dipreteli

“Antusiasme yang sangat ting­gi dari para investor baik asing maupun lokal (saat rights issue BRI) merupakan bukti, bahwa dunia luar masih percaya akan prospek ekonomi Indonesia saat ini dan di masa depan,” ujarnya.

Aksi korporasi itu mencatat­kan sejarah baru dalam pasar modal Indonesia. Dengan jum­lah HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) yang telah di-exercise mencapai 28,2 miliar saham. Dan nilai transaksi mencapai Rp 96 triliun.

“Rights issue yang dilakukan BRI tercatat sebagai yang terbesar di Indonesia, tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Serta menduduki peringkat tiga tertinggi di Asia. Bahkan masuk tujuh besar di seluruh dunia sejak 2009,” kata Inarno.

Baca juga : Pesan Mahfud: PLBN Sota Majukan Perekonomian Perbatasan

Hal itu menjadi suatu penca­paian yang sangat membangga­kan. Terutama di tengah kondisi ekonomi yang menantang akibat pandemi. Kesuksesan rights is­sue BRI berkat upaya dan kerja keras manajemen BRI dalam menjaga kinerja dan fundamen­tal perusahaan.

Sampai saat ini, sejak Februari 2005, BBRI juga masuk LQ45, BBRI juga termasuk perusa­haan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia. Serta, menjadi saham yang paling aktif ditransaksikan berdasarkan nilai. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.