Dark/Light Mode

Jokowi: Dana Desa Rp 400,1 T Itu Gede Sekali, Jangan Sampai Salah Sasaran

Senin, 20 Desember 2021 10:47 WIB
Presiden Jokowi dalam acara Peluncuran Sertifikat Badan Hukum dan BUM Desa dan Rakornas BUM Desa yang ditayangkan secara virtual, Senin (20/12). (Foto: YouTube)
Presiden Jokowi dalam acara Peluncuran Sertifikat Badan Hukum dan BUM Desa dan Rakornas BUM Desa yang ditayangkan secara virtual, Senin (20/12). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menegaskan, sejak tahun 2014, pemerintah dan kita semua telah berkomitmen untuk membangun negara kita Indonesia, membangun dari pinggiran, membangun dari perbatasan, membangun dari desa.

Bukan Jawa Sentris, tetapi Indonesia sentris.

"Yang kita bangun, juga bukan hanya yang gede-gede saja. Seperti jalan tol, pelabuhan-pelabuhan besar, airport atau bandara. Tetapi juga jalan-jalan di kampung, jalan-jalan di desa, embung-embung kecil. Pemerintah juga memperbaiki pasar rakyat yang ada di desa," kata Jokowi dalam acara Peluncuran Sertifikat Badan Hukum dan BUM Desa dan Rakornas BUM Desa yang ditayangkan secara virtual, Senin (20/12).

Jokowi mengingatkan, sejak 2015 sampai saat ini, pemerintah menyalurkan dana desa sudah menyalurkan Rp 400,1 triliun.

Hadirin pun terdiam mendengarkan penjelasan Jokowi. Hening.

Baca juga : Masyarakat Jangan Sampai Salah Informasi Soal Omicron

"Kok pada diem. Kaget?" ujar Jokowi disambut gemuruh tepuk tangan peserta yang hadir.

Jokowi pun menjelaskan rincian Rp 400,1 triliun itu. Dimulai dari tahun 2015 sejumlah Rp 21 triliun, tahun 2016 Rp 20,8 triliun 2016, tahun 2017 Rp 46,7 triliun, 2017 Rp 59,8 triliun, tahun 2018 Rp 59,8 triliun, tahun 2019 Rp 69,8 triliun, dan tahun 2020 Rp 70,71 triliun, dan tahun 2021 Rp 72 triliun.

"Totalnya tadi, Rp 400,1 triliun," tandas Jokowi.

"Kalau kita lihat APBD Desa, jumlahnya juga meningkat drastis sekali. Tahun 2014, rata-rata Rp 329 juta. Tahun 2015, naik jadi Rp 701 juta. Tahun 2021 jadi Rp 1,6 miliar," bebernya.

Jokowi pun mewanti-wanti soal pengelolaan dana desa yang jumlahnya tidak sedikit. 

Baca juga : Ada Laporan Kerusakan, Tim BPBD Turun Ke Lapangan Cek Dampak Gempa Larantuka

"Sekali lagi, Rp 400,1 triliun itu sangat gede sekali. Begitu salah sasaran, begitu tata kelolanya tidak baik. Bisa lari ke mana-mana. Ini perlu saya ingatkan," papar Jokowi.

"Dari data yang saya miliki, fisiknya yang sudah terbangun itu kelihatan. Jalan desa misalnya, sudah terbangun 227 ribu kilometer. Embung yang kecil-kecil, 4.500 unit. Irigasi 71 ribu unit. Jembatan 1,3 juta meter. Itu dimeteri, bukan jumlahnya. Pasar desa 10.300 unit. BUM Des saat ini juga telah mencapai 57.200 unit," beber Jokowi.

Untuk peningkatan kualitas hidup, juga ada pembangunan pipa air bersih sejauh 1,2 juta kilometer. Posyandu 38 ribu unit, Polindes 12 ribu unit, drainase 38 juta meter. Serta sumur 59 ribu unit, PAUD tambah 56 ribu unit, plus pembangunan fasilitas olahraga dan sarana MCK.

Semuanya dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat desa.

Yang sangat drastis adalah kenaikan BUM Desa. Naik 600 persen. Tepatnya, 606 persen. Dari semula hanya 8.100 pada tahun 2014, melompat menjadi 57.200 pada 2021.

Baca juga : Besok Lawan Laos, Elkan Siap Berikan Kemenangan Buat Skuad Garuda

"Tapi, jangan kita terpaku kepada jumlah. Kualitas, aktivitas, serta kualitas kegiatan yang ada di dalamnya harus betul-betul bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Oleh rakyat kita. Jangan hanya dapat sertifikat badan hukum, kemudian buat plang BUM Desa Suka Makmur, misalnya. Jangan hanya itu aja, tetapi kualitas kegiatan di dalamnya nggak ada. Kita harus betul-betul memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat," papar Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan, BUM Desa harus mengambil peran dalam kegiatan-kegiatan ekonomi yang bermanfaat. Jangan sampai, mematikan usaha rakyat yang telah ada.

"Misalnya di desa sudah ada 5 atau 10 toko kecil-kecil, jangan sampai BUM Desa malah bikin toko gede. Yang 10 itu kemudian mati, ini yang nggak bener. Bukan itu. Saudara-saudara semua, harus bisa memacu atau men-trigger agar yang 10 ini bisa menjadi 20. Atau yang 10 kecil ini bisa menjadi besar. Itu yang kita inginkan," terang Jokowi.

"Jangan mematikan yang sudah ada. Berorientasilah pada usaha baru yang belum ada, tetapi dibutuhkan masyarakat. Sehingga, masyarakat tidak harus ke kota kecamatan, atau kota kabupaten. Cukup di desa itu saja sudah terpenuhi," pungkasnya. [HES]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.