Dark/Light Mode

Jokowi: Saya Dituding Antek Asing, Antek Aseng

Minggu, 4 November 2018 09:13 WIB
Presiden Jokowi, menjajal motor yang dipamerkan di Indonesia Motorcycle Show (IMOS 2018) di Jakarta Convention Center, kemarin. (Foto: Biro Pers)
Presiden Jokowi, menjajal motor yang dipamerkan di Indonesia Motorcycle Show (IMOS 2018) di Jakarta Convention Center, kemarin. (Foto: Biro Pers)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi mengisi akhir pekan kemarin dengan berkampanye ke sejumlah tempat. Yang menarik, dalam kunjungan itu, Jokowi menumpang Kijang Innova. Bukan lagi Mercy hitam bernopol RI 1 yang biasa dinaikinya. Sementara dalam kampanyenya, Jokowi menegaskan dirinya bukan antek asing dan aseng. Setidaknya, ada tiga tempat yang dikunjungi Jokowi akhir pekan kemarin. Pertama adalah acara deklarasi Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) di Hotel Fairmont, Jakarta. Dari sana, Jokowi lalu geser ke JCC Senayan, Jakarta, untuk meninjau acara pameran motor Indonesia Motorcycle Show (IMOS).

Puas berkeliling, Jokowi kemudian meluncur ke Banten, menghadiri deklarasi dukungan Keluarga Ratu Atut kepada Jokowi-Ma’ruf. Yang menarik, ternyata dalam kunjungan ke tiga tempat itu Jokowi menumpang Kijang Innova warna hitam. Bukan lagi sedan hitam Mercedes Benz. Awalnya, memang tidak ada yang ngeh. Saat Jokowi tiba di Fairmont misalnya, awak media tidak tahu kalau Jokowi menaiki Kijang. Soalnya, saat Jokowi tiba di lokasi, para wartawan sudah berkumpul di ballroom. Barulah ketika geser ke JCC, diketahui Jokowi ternyata menumpang Kijang hitam bernomor pelat B 1582 SAL.

Baca juga : Tak Seperti 212, Aksi 211 Minim Jagoan

Para pengunjung sempat kaget melihat ada Kijang Innova yang mendapat pengawalan lengkap. Ternyata yang turun dari Innova adalah Presiden. Begitu turun dari mobilnya, Jokowi langsung disambut panitia penyelenggara. Jokowi memang datang diam-diam ke acara ini. Sehingga pengamanannya tak terlalu ketat. Dalam kunjungan ini, Jokowi tak sendiri. Ikut mendampingi adalah Kepala Staf Presiden Moeldoko, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Menteri Perhubungan  Budi Karya Sumadi. Di tempat ini, Jokowi cukup lama berkelling. Melihat motor-motor yang dipajang di lantai pameran.

Usai berkeliling, Jokowi mengaku sangat antusias melihat pameran. Apalagi, sudah banyak motor diproduksi di dalam negeri dengan kandungan lokal di atas 90 persen. Dari sana, Jokowi lalu meluncur ke Banten. Masih dengan Kijang Innova-nya. Di tengah perjalanan, Jokowi singgah ke Rest Area KM 13,5 untuk makan siang di sebuah rumah makan dan shalat dzuhur di Masjid Ar Raihan. Setelah selesai, Jokowi kembali masuk mobil sejuta umat itu.

Baca juga : Lion Air Banyak Belangnya

Gaya Jokowi naik Innova ini memang cukup mengejutkan. Sebab, secanggih-canggihnya Innova, belum ada yang anti peluru. Dan tidak masuk standar untuk pengamanan presiden. Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengatakan, Jokowi menggunakan Kijang Innova lantaran berkegiatan sebagai capres. Ia mengakui, mobil itu memang bukan standar pengamanan untuk presiden. Karena itu, pihaknya melakukan sejumlah pengetatan keamanan di mobil itu. “Karena ini bukan mobil keras, jadi ada pengetatan pengamanan pada sektor-sektor tertentu,” kata Heru, kemarin.

Lalu apa yang disampaikan Jokowi dalam kampanyenya? Isinya masih sama dari yang sebelumnya. Jokowi menepis berbagai isu yang menyerangnya. Yaitu terkait dengan PKI dan antek asing. Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan isu-isu tersebut tak masuk akal. Meski begitu, saat dilempar, ada saja yang percaya. Salah satu isu tersebut menyebut Jokowi sebagai antek asing. Dia cerita, isu ini bermula dari kesepakatan kerja sama dengan Presiden China XI Jinping. Soal kehadiran 10 juta wisatawan China ke Indonesia. Dia menegaskan, yang 10 juta itu bukan tenaga kerja asing. Tapi wisatawan.

Baca juga : Tempe Jokowi Tebal, Tempe Sandiaga Tipis

Kata Jokowi, TKA di Indonesia itu sangat kecil sekali. Paling hanya  24 ribu. Tidak sampai 1 persen. Sebaliknya, ada sekitar 80-200 ribu TKI yang banyak tersebar di kawasan China, Hong Kong, dan Taiwan. “Antek aseng di mana? Kalau dibalik, TKI kita di sana lebih banyak. Itu kan berarti antek Indonesia di san, kalau bicara antek-antekan,” kata Jokowi. Jokowi tak lupa menyinggung tudingan dirinya antek asing. Padahal, kata dia, pemerintahan kini telah mengambil alih beberapa aset tambang seperti Blok Mahakam dan Rokan yang selama ini dikuasai asing. Blok Mahakam dulu dikelola Prancis dan Jepang. Sementara Blok Rokan dikelola oleh Chevron.

Selain itu, Jokowi juga mengklaim sudah mengambil alih 51 persen saham Freeport di Papua setelah bernegosiasi 3,5 tahun. “Dipikir nggak ada tekanan? Tekanan politik? Dipikir 3,5 tahun memperebutkan ini mudah? Nggak ada ditekan kanan, kiri, atas, dan bawah? Kalau nggak ada tekanan, dari dulu sudah dapatkan. Ini sesuatu tak mudah?” ucapnya. “Pertanyaan saya antek asingnya di mana? Kalau memang siap, dikerjakan sendiri. Kalau belum siap tidak apa-apa partner-an dengan asing, yang penting kepentingan nasional tetap nomor satu,” pungkasnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.