Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Total Kasus Omicron Kini 152, Tak Ada Yang Gejala Berat, Saturasi Di Atas 95 Persen

Senin, 3 Januari 2022 17:46 WIB
Total Kasus Omicron Kini 152, Tak Ada Yang Gejala Berat, Saturasi Di Atas 95 Persen

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali melaporkan, total kasus konfirmasi omicron di Indonesia kini telah mencapai 152 kasus. Sebanyak 146 kasus di antaranya merupakan kasus impor dan 6 kasus transmisi lokal.

“Dari 152 kasus yang masuk ke Indonesia, setengahnya tanpa gejala. Setengahnya lagi sakit ringan. Mereka tidak butuh oksigen dan saturasinya masih di atas 95 persen. Sekitar 23 persen atau 34 orang sudah kembali ke rumah. Sampai sekarang, tidak ada yang menbutuhkan perawatan serius di RS. Cukup diberi obat dan vitamin,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers di Jakarta pada Senin (3/1).

Kemenkes merinci kasus Omicron di Indonesia masih didominasi dari para pelaku perjalanan internasional yang berasal dari negara Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan USA.

Menyusul temuan ini, pihaknya mengimbau masyarakat untuk sementara waktu tidak melakukan perjalanan ke luar negeri, terutama kelima negara tersebut.

Sebab penularan Omicron terus meluas, terlebih saat libur pergantian tahun dipastikan mobilitas masyarakat kian meningkat.

Baca juga : Dua Kasus Omicron Lokal Terlacak, Pasien Baru Pulang Liburan Dari Bali

Selain melakukan upaya promotif dan preventif, mencegah semakin banyaknya kasus Omicron yang masuk ke Indonesia. Upaya antisipasi dalam negeri juga dilakukan dengan memperkuat fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk aspek penunjang seperti SDM Kesehatan serta farmasi dan alat kesehatan.

“Jumlah tempat tidur di Indonesia ada sekitar 400 ribu, 30 persen atau 120 ribu kita dedikasikan untuk Covid-19, sekarang yang terisi sekitar 240-250 ribu tempat tidur. Jadi, masih ada room sekitar 110 ribu, yang sebelumnya memang sudah kita alokasikan untuk Covid-19,” jelas Menkes.

Pada serangan varian Delta pada pertengahan tahun 2021, oksigen merupakan kebutuhan esensial bagi perawatan pasien Covid-19, baik di RS maupun isoman di rumah.

Kelangkaan pasokan oksigen kemudian berdampak terhadap pasien yang sedang menjalani perawatan intensif.

Untuk memenuhi kebutuhan oksigen medis, Kementerian Kesehatan telah mendistribusikan kurang lebih 16 ribu oksigen konsentrator atau setara 800 ton/hari ke rumah sakit-rumah sakit untuk perawatan pasien Covid-19. Terutama  RS yang kesulitan mengakses oksigen cair.

Baca juga : Tekan Omicron, Malaysia Larang Jemaah Umroh Karantina Di Rumah

“Kita juga sudah menerima dan sedang memasang 31 oksigen generator. Saat ini, 70 persen sudah selesai. Ini oksigen medis yang besar, bahkan bisa mengakomodir kebutuhan satu rumah sakit,” terang Menkes.

Kebutuhan obat terapi bagi pasien Covid-19 juga melonjak signifikan, saat kenaikan kasus pada pertengahan tahun lalu.

Belajar dari pengalaman, saat ini pemerintah telah menyiapkan stok obat bagi pasien Covid-19,.dan siap didistribusikan apabila terjadi lonjakan permintaan obat.

“Hari ini kita akan datangkan Molnupiravir. Saat ini kita simpan dulu. Kalau ada apa-apa, nanti kami distribusikan. Obat ini terbukti bisa membantu menekan risiko dirawat di RS, pada pasien yang saturasinya 94 persen,” kata Menkes.

Kendati varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi, risiko sakit beratnya tergolong rendah.

Baca juga : Singapura Laporkan 101 Kasus Omicron Baru, Okupansi ICU 49,3 Persen

Meskipun demikian, masyarakat harus tetap waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat.

Untuk itu, upaya pencegahan dan pengendalian dan upaya mitigasi lainnya harus tetap berjalan.

“Yang penting, protokol kesehatan harus dilakukan dengan baik. Juga gunakan Pedulilindungi dengan disiplin, dengan begitu kita bisa trace. Yang kasus transmisi lokal di Medan, kita jadi tahu dalam 5 hari terakhir kemana saja. Pastikan disiplin karantina dengan baik," pungkasnya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.