Dark/Light Mode

Jelang Presidensi G-20, BIN Vaksinasi Di 12 Provinsi

Dunia Acungkan Jempol Ke Indonesia

Senin, 10 Januari 2022 08:05 WIB
Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, Wakabin Letjen TNI (Purn) Teddy Lhaksmana Widya Kusuma dan Sekretaris Utama (Sestama) BIN Komjen Pol Bambang Sunarwibowo menyaksikan vaksinasi bagi lansia. Kemarin, BIN secara serentak melakukan vaksinasi di 12 provinsi. (Foto: Humas BIN)
Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, Wakabin Letjen TNI (Purn) Teddy Lhaksmana Widya Kusuma dan Sekretaris Utama (Sestama) BIN Komjen Pol Bambang Sunarwibowo menyaksikan vaksinasi bagi lansia. Kemarin, BIN secara serentak melakukan vaksinasi di 12 provinsi. (Foto: Humas BIN)

 Sebelumnya 
Menurut Kemenkes, Indonesia berhasil masuk dalam jajaran 5 besar negara dengan jumlah vaksinasi terbanyak di dunia. Indonesia menempati urutan keempat setelah China, India, Amerika Serikat, kemudian diikuti Brazil di peringkat kelima.

Bagaimana dengan penambahan kasus Omicron? Kabiro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Widyawati mengatakan, memang ada penambahan kasus Omicron. Per hari kemarin ada 333 kasus. Namun, Widyawati mengatakan, mayoritas kasus atau 97 persen adalah pelaku perjalanan luar negeri. Secara kumulatif, menurut dia, kasus paling banyak berasal dari Turki dan Arab Saudi.

Selain itu, 99 persen yang terjangkit Omicron memiliki gejala ringan atau tergolong orang tanpa gejala (OTG). “Gejala paling banyak adalah batuk dan pilek,” ujarnya.

Baca juga : Gelar Deklarasi Serentak Di 10 Provinsi, Sobat Erick Siap Kawal ET Menangkan Pilpres 2024

Widyawati menambahkan, ada 4,3 persen kasus memiliki komorbid seperti diabetes melitus dan hipertensi, serta 1 persen kasus membutuhkan terapi oksigen.

Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai, wabah Corona di Indonesia sudah ditangani dengan baik. Bahkan, menurut dia, saat ini dalam transisi yang terkendali. Salah satu buktinya adalah tak ada lonjakan kasus. Sejak Agustus, jumlah kasus terus menurun.

Menurut Pandu, kondisi ini yang membuat banyak negara memberikan acungan jempol kepada Indonesia. Banyak negara yang bertanya kenapa Indonesia bisa mengendalikan wabah di saat negara lain sedang menghadapi lonjakan kasus gelombang ketiga. Menurut dia, pengendalian wabah ini bukan karena keajaiban.

Baca juga : Presiden Pamer Vaksinasi Capai 281 Juta Dosis

“Karena penduduk Indonesia akhirnya punya kekebalan baik dari vaksinasi maupun pernah terinfeksi,” kata Pandu, dalam acara diskusi, kemarin.

Pandu mencontohkan hampir 50 persen penduduk DKI sudah punya kekebalan. Sebagian besar sudah dilakukan vaksinasi oleh pemerintah. Ia pun memberikan apresiasi kepada pemerintah yang giat melakukan vaksinasi. Menurut dia, yang melakukan vaksinasi bukan hanya Kementerian Kesehatan tapi semua menteri dan lembaga.

“Ini layak diapresiasi. Sebab, dampaknya saat ini bisa dirasakan,” ucapnya.

Baca juga : Menkeu: Presidensi G20 Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Soal Omicron, Pandu menilai pemerintah harus tetap tenang. Memang kata dia, ada penambahan kasus. Tapi mayoritas adalah pelaku perjalanan luar negeri. Atau orang yang berpergian di negara yang kebetulan negara tersebut kasus Omicronnya sedang tinggi.

Ia mengingatkan, orang yang divaksin bukan berarti bebas dari infeksi virus. Penerima vaksin masih mungkin terpapar virus. Namun tidak menyebabkan keparahan. Sebab itu, kebanyakan yang terpapar Omicron kebanyakan tidak bergejala atau hanya bergejala ringan. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.