Dark/Light Mode

Resmikan Perpustakaan Gunung Kidul

Kepala Perpusnas Dorong Daerah Tingkatkan Literasi Masyarakat

Selasa, 25 Januari 2022 14:06 WIB
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando (Foto: Dok. Perpusnas)
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando meresmikan Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Modern, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (25/1). Bangunan megah senilai Rp 10 miliar yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2021 itu menjadi tanda keseriusan Pemkab Gunung Kidul meletakkan literasi sebagai elemen penting dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul.

Peresmian ini dihadiri banyak tokoh. Bertindak sebagai tuan rumah, Bupati Gunung Kidul Sunaryanta. Hadir pula Anggota Komisi Komisi X DPR My Esti Wijayati dan akademi Yudi Latif.

Yudi Latif mengapresiasi gembangunan gedung perpustakaan ini. Menurutnya, pembangunan ini menunjukkan bahwa Pemerintah berkomitmen meningkatkan literasi.

Yudi menegaskan, literasi sangat penting. Dia mencontohkan, Brasil pernah mengalami angka kriminalitas yang sangat tinggi. Seluruh penjara kewalahan menampung para narapidana. Bahkan, tidak ada rasa jera dari mantan narapidana yang telah bebas. Mereka kembali melakukan aksi kejahatan dan kembali berujung di jeruji besi.

Baca juga : Terima IMAKGI, Bamsoet Dorong Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Akibat hal itu, kemudian muncul ide nyeleneh untuk melakukan eksperimen. Semua napi dibekali buku bacaan dan diminta melakukan resume buku setiap minggu. Timbal baliknya, napi yang berhasil menyelesaikan resume mendapatkan potongan masa tahanan. Begitu seterusnya sampai akhirnya mendapatkan kebebasan.

Ternyata, hasilnya sangat baik. Ketika keluar sel, para mantan napi itu mempraktikkan yang telah mereka baca di dalam masa tahanan. Pikiran mereka terbuka dan tidak lagi melakukan hal-hal buruk. Selama dua tahun ekseperimen berjalan, kapasitas penjara mengalami penurunan drastis.

“Penjara ternyata bisa menjadi guru kehidupan. Dan buku berhasil memberikan gagasan dan cara pandang baru mereka,” terang Yudi.

Yudi lalu mengutip pendapat Ki Hajar Dewantara, bahwa literasi dikembangkan di atas tiga pilar. Yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Baca juga : Resmikan Ponpes Di Jateng, Puan Dorong Santri Tinggal Di Rusun

Anggota Komisi X DPR My Esti Wijayati menyatakan, literasi masih menjadi pekerjaan rumah nasional. Pada 2019, Indeks Pembangunan Manusia Indonesia di angka 52,67, sementara Indeks Pembangunan Pemuda di 2020 hanya 51,00. Untuk mendongkrak hal ini, kemampuan literasi masyarakat wajib ditingkatkan.

Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menegaskan, tidak ada peradaban tanpa literasi. Literasi juga menjadi parameter bagi setiap negara atas pembangunan SDM yang mereka lakukan.

Untuk konteks Indonesia, Syarif menerangkan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Presiden Jokowi memfokuskan pada peningkatan dan perluasan akses terhadap sumber-sumber bahan bacaan untuk menciptakan SDM yang unggul, menguasai Iptek, memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi untuk penciptaan lapangan kerja, mengurangi angka pengangguran, serta menambah devisa negara.

“Karena faktanya, hanya 10 persen penduduk Indonesia yang bekerja dengan ijazah perguruan tinggi. Sisanya, berlatar pendidikan SD sampai SMA. Maka, kami mendorong kepada setiap kepala daerah untuk memberikan mereka kecerdasan dengan buku-buku terapan agar tidak stagnan dalam kesejahteraan,” urai Syarif Bando.

Baca juga : Minyak Goreng Satu Harga, Upaya Mendag Bantu Masyarakat

Sementara, Bupati Gunung Kidul  Sunaryanta menerangkan, gerakan literasi di daerahnya sudah semakin baik, terutama dalam setahun terakhir. Dia pun berkomitmen untuk mengembangkan berbagai program literasi.

“Dukungan Pemkab tidak sebatas anggaran. Kolaborasi dengan berbagai pihak tetap dilakukan, termasuk dengan perguruan tinggi. Itu juga penting,” jelas Sunaryanta.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Perpusnas mengukuhkan Diah Purwanti menjadi Bunda Literasi Kabupaten Gunung Kidul. Juga dilakukan penandatanganan MoU antara Perpusnas dengan Pemkab Gunung Kidul dan tiga perguruan tinggi, yakni Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Gunung Kidul, dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Yogyakarta. Lalu, ada pengukuhan 18 Bunda Literasi Kecamatan se-Kabupaten Gunung Kidul oleh Bunda Literasi Kabupaten Gunung Kidul. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.