Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kementan Siapkan Mitigasi Gas Rumah Kaca Di Kampung Cabe Ramah Lingkungan

Senin, 14 Maret 2022 17:17 WIB
Koordinator Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam Ditjen Hortikultura Kementan Muh Agung Sunusi/Ist
Koordinator Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam Ditjen Hortikultura Kementan Muh Agung Sunusi/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Dampak perubahan iklim menjadi salah satu tantangan besar bagi pertanian Indonesia. Karena itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan kepada seluruh jajarannya agar serius menghadapi tantangan perubahan iklim. 

Dampak Perubahan Iklim (DPI) akan mengakibatkan penurunan produtivitas, sehingga mempengaruhi kebutuhan bahan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia. 

“Perlu saya tekankan, saat ini kita membutuhkan langkah adaptasi dan mitigasi yang tepat mengamankan produksi pangan dalam negeri. Kita akan melakukan segala cara untuk mengantisipasi terjadinya serangan hama, penyakit tanaman, dan perubahan iklim yang tidak menentu," ujar Syahrul.

Terkait DPI, Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto menyatakan, efeknya memang dapat menjadi ancaman bagi subsektor hortikultura, terutama untuk komoditas strategis seperti aneka cabe dan bawang merah. 

Untuk itu, Prihasto mengerahkan jajaran fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) di Direktorat Jenderal Hortikultura untuk melakukan upaya mitigasi agas Rumah Kaca (GRK).

“Saat ini, kami telah melakukan langkah konkret melakukan pengukuran gas rumah kaca pada komoditas strategis hortikultura seperti cabe dan bawang merah. Para fungsional POPT telah kami terjunkan ke lapangan," jelas Prihasto.

Lebih lanjut, Prihasto mengungkapkan tahun 2022 Direktorat Jenderal Hortikultura akan menganalisis perbandingan budidaya ramah lingkungan dan budidaya konvensional di kampung sayuran. 

"Nanti kita akan lihat, budidaya mana yang akan memberikan kontribusi yang besar dalam penurunan GRK,” tambahnya.

Baca juga : Sore Ini, Hidup Mati Persela Di Kancah Liga 1

Di lokasi berbeda, Plt Direktur Perlindungan Hortikultura Inti Pertiwi Nashwari menuturkan, Direktorat Perlindungan Hortikultura akan melakukan pengukuran GRK di Kampung Bawang Merah. Tepatnya di Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah dan Kampung Cabe di Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. 

“Kami sudah berkoordinasi dengan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan) Pati untuk pelaksanaan Pengukuran GRK ini,” tuturnya.

Kordinator Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam, Direktorat Perlindungan Hortikultura, Muh Agung Sunusi turut menjelaskan, pengukuran konsentrasi GRK pada tanaman bawang merah dan cabe fokus pada pengukuran CO2 dan N2O. 

Pengambilan sampel di lapangan dimulai dari pengolahan tanah, pertumbuhan vegetatif sampai masa generatif (panen). 

Menurutnya, pengukuran GRK untuk komoditas bawang merah dilakukan 5 kali, yakni pada umur 0 Hari Setelah Tanam (HST), 15 HST, 30 HST, 45 HST dan 60 HST.

Sedangkan untuk komoditas cabe, pengukuran dilakukan pada umur 0 HST, 15 HST, 30 HST, 45 HST, 60 HST, 75 HST dan 90 HST. Untuk cabai pengukuran lebih banyak karena mulai panen pada umur 3 bulan (90 HST). 

“Berdasarkan pantauan di lapangan, pengukuran dan pengambilan sampel mulai di lakukan pada minggu ke 3 Maret,” papar Agung.

Cabe Ramah Lingkungan Amankan Pasokan Lebaran

Baca juga : Kementan Pastikan Penyakit LSD Sapi Tidak Berbahaya Bagi Kesehatan Masyarakat

Berdasarkan hasil kunjungan dan pantauan  lapangan, Kabupaten Sleman untuk tiga bulan ke depan siap mengamankan ketersediaan aneka cabe di DI Yogyakarta dan Jabodetabek. 

Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menjelaskan, luas panen Maret-Mei untuk komoditas cabe merah seluas 73 ha tersebar di Kecamatan Turi, Pakem, Tempel, Sleman, Ngeplak, Prambanan dan Kalasan. 

Sementara, untuk komoditas cabe rawit merah, luas panen Maret-Mei sekitar 62 ha tersebar di Kecamatan Pakem, Turi, Sleman, Ngeplak dan Prambanan.

Secara gamblang, Danang mengakui data ketersediaan aneka cabe di Sleman dipastikan aman dan diharapkan bisa memasok Jabodetabek. 

Kondisi harga membaik dan menguntungkan petani, sehingga kelompok tani dan gapoktan bersemangat untuk menambah luas tambah tanam. 

“Pantauan harga di Pasar Lelang Pakem untuk cabe merah keriting Rp 35 ribu dan cabai rawit merah Rp 49 ribu," ujar Danang.

Ketua Kelompok Tani Sido Arum, Desa Wonokerto Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Juniantoro memperkirakan luas panen Maret sampai Mei di wilayah binaannya mencapai sekitar 10 ha, dan didominasi cabe rawit merah serta menerapkan budidaya ramah lingkungan.

Kelompok binaan kami semakin tertarik dengan budidaya ramah lingkungan. Ini terlihat dari semangat para anggota kelompok dalam memanfaatkan pestisida nabati, PGPR dan Trichoderma serta penanaman refugia.

Baca juga : PUPR Habiskan Rp 46 Miliar Permak Rumah Warga Di Kawasan Wisata

“Terlihat juga produksinya bersih, daging buah tebal dan mengkilap sehingga daya simpan nya lebih awet,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Gapoktan Sido Lestari, Desa Lumbung Reja, Kecamatan Tempel. 

Luas panen Maret sampai Mei seluas 7 ha dengan kondisi pertanaman ada serangan fusarium, thrips dan Virus Gemini, namun semuanya dapat teratasi. 

Pihaknya bersama tim Regu Pengendali Ramah Lingkungan kompak dan sigap menyelesaikan permasalahan ini. Anggota kelompok dalam berbudidaya telah menggunakan PGPR, Tricoderma, Pupuk Organik Cair, rebusan empon-empon dan penanaman refugia di sekitar tanaman cabe. Saat ini sudah masuk petikan ketiga dan anggota lainnya petikan kelima. 

Permasalahan yang dialami, minimnya sarana fasilitasi klinik tanaman. Saat ini, pembelian bahan pestisida nabati swadaya dari kelompok. Harapannya, Ditjen Hortikultura bisa memfasilitasi klinik tanaman tahun ini. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.