Dark/Light Mode

Upayakan Pemerataan Akses Internet

Kominfo Kombinasikan Kabel Serat Optik Dan Satelit

Kamis, 17 Maret 2022 08:44 WIB
Menkominfo Johnny G. Plate. (Foto: Istimewa)
Menkominfo Johnny G. Plate. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah terus berusaha mengikis kesenjangan digital dengan pemerataan infrastruktur digital untuk seluruh wilayah di Indonesia. Salah satunya dengan mengkombinasikan penggunaan kabel serat optik dan satelit dalam memperluas akses internet.                

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate mengatakan, pengadaan satelit multifungsi dapat membantu pemerintah menyelesaikan target penyediaan akses layanan internet.

Untuk itu, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo mempunyai tugas untuk menghubungkan konektivitas titik akses layanan yang belum terhubung.                

"Jaringan pita lebar backbone, kita telah menggelar 360.000 Km fiber optik di darat dan dasar laut. Kalau kita pegang ujungnya dan mengitari bumi, itu 9 kali lipat panjangnya. Apakah sudah cukup? Belum! Oleh karena itu, kita tetap harus menghubungkan seluruh titik-titik yang belum terhubung agar arus data  bisa disalurkan dengan baik dan merata," kata Johnny dalam Konferensi Pers Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Penyediaan Hot Backup Satellite (HBS) dan Jasa Pengoperasian diKempinski Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (15/3).                

Dia menekankan, tidak semua akses internet bisa dihubungkan dengan jaringan fiber optik di Indonesia. Oleh karena itu, perlu melakukan kombinasi dengan dengan microwave link berupa komunikasi satelit.                

Baca juga : Kebut Akses Internet, Kominfo Minta Operator Kaji Hapus 3G

Agar layanan komunikasi satelit bisa optimal, Kementerian Kominfo memilih teknologi terbaru dan sesuai dengan kebutuhan wilayah kepulauan di ekuator.                

"Untuk pengadaan satelit, saya telah meminta untuk menyiapkan agar satelit berikutnya adalah satelit dengan teknologi software defined satellite, yakni satelit yang wilayah layanannya bisa diatur melalui software-nya di hulu, Nah, akan kita pelajari dan mudah-mudahan teknologi yang baru ini akan memberikan atau memungkinkan harga-harga satelit yang lebih kompetitif lagi," jelasnya.                 

Menkominfo menambahkan, HBS merupakan cadangan untuk SATRIA-I menggunakan teknologi very high-throughput sedang dibangun dan dijadwalkan selesai pada pertengahan 2023. Satelit HBS juga menyediakan kapasitas tambahan bagi infrastruktur jaringan internet.                

"Dari sisi bandwith, HTS dengan teknologi yang baru ini memiliki kapasitas yang setara dengan Satelit SATRIA-I. Untuk jelasnya, 150 Gbps ini dipakai oleh BAKTI Kominfo sebesar 80 dan lebihnya akan dipakai negara-negara di sekitar ASEAN. Penggunaan sendiri oleh PSN untuk menggantikan kebutuhan Satelit Nusantara-2 yang gagal diletakkan diorbit pada April tahun 2020 yang lalu," sebut Johnny.

Pihaknya telah mempertimbangkan aspek teknis oleh operator, pengguna, maupun pabrik pembuatan satelit.

Baca juga : Perjuangkan Persamaan Hak, Ratusan Perempuan Di Solo Deklarasikan LaNyalla Mattalitti Capres 2024

"Jadi jelas ya, satelit ini adalah Ka-band, sedangkan satelit milik Telkom adalah Ku-band dan C-band, sehingga tidak akan saling mengganggu," imbuhnya.                

Direktur Utama BAKTI Kementerian Kominfo Anang Latif menjelaskan skema pembiayaan HBS dengan SATRIA-1 berbeda. Pembiayaan HBS langsung dari BAKTI Kementerian Kominfo. Sementara SATRIA-1 berasal dari konsorsium atau investor.                 

"Untuk SATRIA-1, kami membutuhkan investor untuk HBS kami menggunakan dana pembiayaan langsung dari BAKTI sendiri karena ini sebenarnya ditujukan juga untuk menggantikan BTS-BTS USO yang  sewa kontraknya akan berakhir di tahun 2024. Jadi akan menggunakan dana BAKTI which is USO untuk keperluan ini," terangnya.

Menurut Anang, pengadaan satelit ini akan memberikan manfaat bagi BAKTI Kementerian Kominfo yang bertugas menjembatani kesenjangan akses telekomunikasi di Indonesia.

"Harapannya dengan kehadiran dua satelit di tahun 2023, tentunya akan membuat ketersediaan bandwith sehingga layanan internet menjadi lebih memadai, lebih layak. Sehingga proses transformasi digital yang telah disiapkan bukan hanya oleh Kominfo, termasuk dengan kementerian dan lembaga lainnya di pemerintahan tentunya bisa makin lancar," harapnya.                

Baca juga : Hari Perempuan Internasional, KBRI Kolombo Kampanyekan Kesetaraan Gender

Saat ini, BAKTI Kementerian Kominfo telah membangun lebih dari 3000 Tower BTS 4G dan  akses internet di hampir lebih dari 17.000 titik. Sebanyak 95 persen akses menggunakan satelit yang ada di atas wilayah Indonesia.

Untuk diketahui, BAKTI Kementerian Kominfo telah menandatangani kontrak pengadaan satelit cadangan HBS bersama konsorsium Kemitraan Nusantara Jaya yang terdiri dari PT Satelit Nusantara Lima, PT DSST Mas Gemilang, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.