Dark/Light Mode

Hadapi Banyak Tantangan, Ini Strategi Kementan Tingkatkan Produksi Pangan

Sabtu, 19 Maret 2022 20:08 WIB
Hamparan padi siap panen. (Foto: Istimewa)
Hamparan padi siap panen. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Di acara yang sama, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara, Bahruddin Siregar menuturkan saat ini Provinsi Sumatera Utara telah mampu memenuhi kebutuhan pangan strategis seperti beras dan jagung.

Ia mengaku pihaknya terus mendorong peningkatan produksi komoditas tersebut sehingga akan terus mampu memenuhi kebutuhan penduduk secara berkesinambungan. Namun ke depan, tantangan ketersediaan komoditas tanaman pangan akan semakin berat.

Alih fungsi lahan, perubahan iklim, dan minat menjadi petani merupakan tantangan yang berat dalam mempersiapkan ketersediaan pangan bagi kebutuhan masyarakat. "Sehingga dengan strategi dan inovasi yang didorong Kementan kita optimis untuk mengatasinya," katanya.

Bahruddin menyebutkan strategi peningkatan produksi pangan meliputi peningkatan luas tanam dengan optimalisasi lahan dan peningkatan indeks pertanaman serta perbaikan sistem budidaya Good Agriculture Practice (GAP). Program yang tak kalah penting untuk diterapkan adalah pengembangan sistem pertanian terintegrasi.

Baca juga : Hadapi Sidang Larangan Ekspor Nikel, Wamendag Kawal Ketat Pesan Presiden Jokowi

"Strategi ini harus ditopang dengan peningkatan kapasitas SDM pertanian, baik petugas maupun petaninya," ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, Khadijah El Ramija dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara mengatakan pembangunan pertanian belum cukup kalau hanya berbicara inovasi, sarana dan prasarana, termasuk kebijakan peraturan peundangan.

Yang utama adalah bagaimana meningkatkan SDM, sehingga mampu mengimplementasikan inovasi, sarana dan prasarana dengan baik dan benar.

"Sejalan dengan revolusi industri 4.0, pertanian Indonesia juga berkembang kearah pertanian modern yang memiliki karakteristik berproduksi mendekati potensi hasil, bernilai ekonomi tinggi, ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sehingga pertanian modern ini mampu merespon dinamika lingkungan global seperti guncangan ekonomi global, perubahan iklim, bencana alam maupun bencana wabah," tuturnya.

Baca juga : Manfaatkan Bantuan Alsin Kementan, Petani Kalbar Sukses Naik Kelas

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Tavi Supriana menyebutkan pentingnya saat ini menerapkan smart farming berbasis Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan produksi pangan. Inovasi ini merupakan suatu konsep manajemen pertanian modern yang menggunakan Teknik digital untuk memantau dan mengoptimalkan proses produksi pertanian.

"Dengan smart farming, big data dikumpulkan oleh sensor pertanian pintar, sehingga ada peningkatan efisiensi bisnis melalui otomatisasi proses serta mengurangi stress pada tanaman dan manusia," sebut Tavi.

Ketua Komisi Penyuluh Pertanian Provinsi Sumatera Utara, Darma Bakti Nasution menjelaskan pentingnya menggalakan kegiatan diversifikasi pangan, disamping berbagai upaya yang dilakukan untuk peningkatan produksi padi.

Keberhasilan diversifikasi pangan memberikan nilai ekonomi besar bagi masyarakat dan menjamin stok beras nasional.

Baca juga : Atasi Persoalan Pangan, Rieke Dukung Pemerintah Terbitkan PP Tata Niaga Pangan

"Diversifikasi pangan ini kita mulai melalui sosialisasi terhadap makanan non beras, bila kendala-kendala dalam mempertahankan produksi padi dirasa sulit dilakukan," katanya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.