Dark/Light Mode

Hutan Kalimantan & Ibu Kota Negara (2)

Profesor Peraih Nobel Prize Ikut Merancang ‘Kota Hutan’

Rabu, 13 April 2022 12:02 WIB
Sebagian Tim Ahli FoLU NET SINK 2030, Prof Dr Ir Dodik Ridho Nurrochmat, MSc, FTrop (kiri), Dr. Ir. Irdika Mansur, M.For.Sc (ke-2 kiri), Prof Dr Rizaldi Boer (ke-3 kiri) dan Tim Ahli Pembangunan IKN, Prof Dr Ir Mustofa Agung Sardjono (ke-2 kanan), Prof Dr Ir Mohammad Na’iem, MAgr.Sc (ke-3 kanan) serta Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL), KLHK, Agus Justianto (kanan). [Foto: Rusma/RM.id]
Sebagian Tim Ahli FoLU NET SINK 2030, Prof Dr Ir Dodik Ridho Nurrochmat, MSc, FTrop (kiri), Dr. Ir. Irdika Mansur, M.For.Sc (ke-2 kiri), Prof Dr Rizaldi Boer (ke-3 kiri) dan Tim Ahli Pembangunan IKN, Prof Dr Ir Mustofa Agung Sardjono (ke-2 kanan), Prof Dr Ir Mohammad Na’iem, MAgr.Sc (ke-3 kanan) serta Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL), KLHK, Agus Justianto (kanan). [Foto: Rusma/RM.id]

RM.id  Rakyat Merdeka - Urusan memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur memang tak seperti membangun Seribu Candi Prambanan dalam semalam, seperti mitos Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso itu.

Sekali lagi, saat bicara Kalimantan, selalu muncul kekhawatiran rusaknya hutan di sana. Tak heran, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pun menggelar Workshop Indonesia's Forest and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030, pada 21-23 Maret lalu di Balikpapan. Acara ini sengaja menggandeng sejumlah pakar dan Guru Besar bidang Kehutanan.

Baca juga : Paru-paru Bumi Tetap Dirawat dan Dikembangkan

Masing-masing Guru Besar ini, lengkap dengan pencapaian mereka masing-masing. Prof Dr Rizaldi Boer, misalnya. Anggota Tim Ahli FoLU NET SINK 2030 ini adalah profesor di bidang Klimatologi, khususnya Manajemen Risiko Iklim, Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim, IPB University, Bogor, Jawa Barat.

Doktor dari University of Sydney, Australia ini merupakan salah satu tokoh di balik hadiah Nobel Perdamaian tahun 2007 untuk Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), bersama mantan Wakil Presiden Amerika Serikat ke-45, Al Gore atau Albert Arnold Gore Jr (Wapres Bill Clinton pada 1993–2001).

Baca juga : PDIP Maunya Ahok, Ada Yang Menolak?

Sebagian besar penelitiannya berkaitan perubahan, variabilitas, dan analisis risiko iklim terhadap sektor pertanian dan kehutanan. Sejak 1999, dosen Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (Geomet-IPB) ini menekuni proyek-proyek berkaitan variabilitas dan perubahan iklim di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.