Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Napiter Dan Penyintas Akui Manfaat KTN
BNPT: Perlu Kerja Sama Pentahelix Pencegahan Radikalisme Dan Terorisme
Senin, 18 Juli 2022 17:25 WIB
Sebelumnya
Pentahelix dalam KTN dilakukan dengan menggandeng dan meneken nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama di antaranya dengan 46 kementerian/lembaga, 11 organisasi masyarakat dan keagamaan, 12 lembaga pendidikan, media, serta 19 badan usaha milik negara dan daerah.
Astuti menjelaskan, KTN sudah terbukti memberikan manfaat bagi mitra deradikalisasi, penyintas terorisme dan masyarakat.
Baca juga : BNPT TV Tangkal Informasi Radikalisme Dan Terorisme
Mantan napiter dan penyintas difasilitasi untuk diberikan lahan garapan pertanian, peternakan dan UMKM. Bahkan, ada diantara mereka yang sering menjadi pembicara seminar pencegahan terorisme.
"Pemerintah melalui BNPT dan mitra kerja, berupaya untuk memberdayakan mitra deradikalisasi dan penyintas. Mereka diberikan kesempatan untuk berusaha wiraswasta dan menjadi penyuluh untuk pencegahan terorisme," jelasnya.
Baca juga : Garuda Dan PT Pupuk Siap Tangkap Peluang Bisnis
Wildan, salah satu penyintas terorisme mengakui manfaat program KTN yang dijalankan oleh BNPT. Menurutnya, pemerintah melalui BNPT selalu mendorong dan memberikan kesempatan kepada napiter dan penyintas untuk bisa percaya diri dan bisa hidup normal kembali di tengah masyarakat.
Mantan teroris yang bergabung dengan ISIS pada 2013 ini mengakui, berkat dorongan dan motivasi dari BNPT, ia dan banyak napiter dan penyintas sudah bisa hidup di tengah masyarakat.
Baca juga : Kepala BNPT: Soft Opening KTN Garut Bukti Negara Hadir Lawan Radikalisme Terorisme
"Saya sudah bisa hidup normal di tengah masyarakat. Seringkali diminta menjadi pembicara seminar pencegahan terorisme. Harus diakui, BNPT sangat memperhatikan kehidupan para penyintas dan napiter," ujar Wildan.
Bahkan, ia kini memiliki UMKM di bidang pengolahan jamu tradisional yang hasilnya diekspor ke luar negeri. "Saya punya usaha pengolahan jamu. Hasilnya sudah diekspor ke Amerika Serikat," jelas pria asal Pasuruan, Jawa Timur ini. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya