Dark/Light Mode

HKAN 2022, Menteri Siti Lepasliarkan Tiga Ekor Lumba-Lumba di Bali

Sabtu, 3 September 2022 22:32 WIB
Menteri LHK, Siti Nurbaya bersama Plt Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Bambang Hendroyono melepasliarkan 3 ekor lumba-lumba hidung botol di Gilimanuk, Bali, Sabtu (3/9)
Menteri LHK, Siti Nurbaya bersama Plt Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Bambang Hendroyono melepasliarkan 3 ekor lumba-lumba hidung botol di Gilimanuk, Bali, Sabtu (3/9)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya melepasliarkan 3 ekor lumba-lumba hidung botol di Gilimanuk, Bali. Pelepasan lumba lumba ini dalam rangka Peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) Tahun 2022.

Dalam sambutannya, Menteri Siti menekankan,  bahwa penyelamatan satwa sebagai komponen penting dari rantai makanan dalam suatu ekosistem harus terus diupayakan menggunakan metode yang mengacu pada rules based, scientific based dan evident based, untuk bisa menjadi referensi di masa depan. 

Baca juga : Kemendagri Minta Pemda Fokus Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi

“Kerja sama antara KLHK dengan mitra dalam penyelamatan satwa juga harus dilakukan untuk mencapai tujuan negara dalam melindungi dan memulihkan keanekaragaman hayati Indonesia,” kata Siti saat pelepasliaran, Sabtu (3/9). 

Tiga Lumba-lumba hidung botol ini berjenis kelamin jantan berumur 15-20 tahun bernama Rocky, sedangkan lumba-lumba Jhony dan Rambo berumur 30 tahun. Lumba-lumba hidung botol ini pada mulanya merupakan satwa koleksi dari Taman Satwa Melka di Singaraja, Bali. Namun karena keberlanjutan Lembaga Konservasi ini terhenti sehingga satwa lumba-lumba hidung Botol dikembalikan kepada negara.

Baca juga : Menteri ATR Janji Selesaikan Konflik Lahan Di Aceh

Plt Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Bambang Hendroyono menambahkan keberhasilan rehabilitasi lumba-lumba, termasuk pemasangan gigi dari konservasi ex-situ untuk dikembalikan ke habitat alaminyapatut dihargai. Pasalya, ini yang pertama di Indonesia, bahkan masih sangat langka dilakukan di dunia sehingga hal ini bisa menjadi referensi bagi future practices dalam pemulihan dan penyelamatan mamalia laut seperti Lumba-lumba. 

Ketiga lumba-lumba dipasang GPS yang akan terlepas sendiri 1 tahun. Kemudian, keberadaannya dapat dipantau melalui satelit. Selanjutnya, monitoring pasca pelepasliaran akan tetap dilakukan baik menggunakan radiometri dan sonar serta pemantauan  secara factual melalui patroli dan sosialisasi kepada para pelaku jasa wisata dan masyarakat sekitar kawasan taman nasional. Diharapkan lumba-lumba akan segera menemukan kelompok barunya, beradaptasi dan lestari di alamnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.