Dark/Light Mode

Menkominfo: Data Yang Dibocorkan Bjorka Tidak Spesifik, Bukan Yang Paling Update

Senin, 12 September 2022 18:54 WIB
Menkominfo Johnny G Plate (tengah) saat menyampaikan keterangan pers di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, didampingi Menko Polhukam Mahfud MD dan Kepala BSSN Hinca Siburian (kiri), Senin (12/9). (Foto: Tangkapan layar YouTube)
Menkominfo Johnny G Plate (tengah) saat menyampaikan keterangan pers di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, didampingi Menko Polhukam Mahfud MD dan Kepala BSSN Hinca Siburian (kiri), Senin (12/9). (Foto: Tangkapan layar YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengakui adanya kebocoran data, salah satunya oleh hacker beridentitas Bjorka.

Namun, Johnny menyebut, data-data yang beredar itu bersifat umum.

"Dari hasil temuan sementara, setelah ditelaah, data-data itu tidak tergolong spesifik. Juga bukan data-data yang updated saat ini," kata Johnny kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (12/9).

Johnny memastikan, data-data tersebut akan ditelaah lebih dalam oleh tim lintas Kementerian/Lembaga yang terdiri dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kementerian Komunikasi dan Informatika, Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN).

Lembaga-lembaga ini juga akan menjadi emergency response team atau tim tanggap darurat, yang akan melakukan berbagai asesmen. Demi menciptakan tata kelola data yang baik di Indonesia.

Baca juga : Menpora Tegaskan Dukungan Timnas Sepak Bola Amputasi Di Ajang Piala Dunia

"Ini penting untuk menjaga kepercayaan publik," kata Johnny.

Terkait hal itu, politisi Partai Nasdem ini memandang penting peranan komunikasi publik. Mengingat data tersebut bisa saja terkait dengan sovereignty dan kedaulatan kita. Termasuk, sangat geopolitis.

"Mohon media jangan mempublikasikan berita yang memberikan dampak kebingungan pada masyarakat. Karena banyak hal teknis yang kadang salah kutip. Akibatnya, warga kita jadi saling mem-bully. Jangan sampai," tutur Johnny.

"Kita perlu membangun kekuatan nasional, kerja bersama-sama, gotong royong menghadapi semua bahaya. Termasuk, bahaya di dalam ruang digital. Yang berbentuk tindakan kriminal digital. Ini yang harus kita jaga bersama-sama. Harus kita bangun," imbuhnya.

Johnny menegaskan, berbeda pendapat itu normal dalam demokrasi. Dihormati dalam demokrasi.

Baca juga : Konten Kreator Yang Bijak Utamakan Kualitas, Bukan Viralitas

"Tapi, demi kepentingan negara secara keseluruhan, mari kita jaga kekompakan," ucapnya.

Belum lama ini, keamanan data masyarakat Indonesia kembali menjadi sorotan, setelah Bjorka mengklaim telah meretas dan membocorkan data-data di Indonesia. Mulai dari data kartu Surat Izin Mengemudi (SIM), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan BIN hingga dokumen rahasia Presiden Jokowi.

Dia juga membeberkan data pribadi Ketua DPR Puan Maharani, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel Abrijani Pangerapan, Menkominfo Johnny G Plate, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Serta mengklaim berhasil mengungkap data dari kasus pembunuhan Munir 18 tahun silam.

Namun, akun Twitter Bjorka: @bjorkanism tak lagi bisa diakses sejak Minggu (11/9). Keterangannya, akun telah ditangguhkan, karena melanggar aturan Twitter. 

Baca juga : Timnas Argentina Bukan Kaleng-kaleng

RUU PDP

Pada kesempatan yang sama, Johnny menyampaikan, Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) telah disetujui di Rapat Tingkat I oleh Panja Komisi I DPR dan pemerintah.

"Kami sekarang tentu menunggu jadwal dan pembahasan untuk persetujuan tingkat II. Yaitu Rapat Paripurna DPR. Semoga, setelah disahkannya RUU PDP menjadi UU PDP, akan ada payung hukum baru yang lebih baik untuk menjaga ruang digital kita," pungkasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.