Dark/Light Mode

Indonesia Jadi Supermarket Bencana

BNPB Berbagi Ilmu Dengan Praja IPDN

Rabu, 2 November 2022 07:55 WIB
Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Hadi Prabowo (kiri) memberi penghargaan kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto, usai Stadium General, di Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (1/11/2022). (Foto: Istimewa)
Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Hadi Prabowo (kiri) memberi penghargaan kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto, usai Stadium General, di Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (1/11/2022). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
“Dari bencana itu menelan korban 198 orang meninggal dunia, 31 hilang, 832 luka-luka dan 3.903.947 orang menderita dan mengungsi,” ungkap mantan Pangdam V/Brawijaya ini.

Bencana yang terjadi di Indonesia didominasi oleh ben­cana hidrometeorologi basah atau banjir.

Di tahun ini saja, sudah ada 1.238 kasus banjir yang terjadi di Indonesia.

“Inilah yang menjadi salah satu alasan pemerintah memin­dahkan Ibu Kota Negara, karena menurut para ahli pada tahun 2050 sebagian wilayah Jakarta ini akan ada di bawah permu­kaan laut,” terangnya.

Baca juga : Indonesian Paradise Property Komit Perkuat Bisnis Di Daerah

Sedangkan, bencana nonalam yang masih menjadi perhatian di Indonesia, yaitu pandemi Covid-19.

Upaya Lawan Covid-19, yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PBHS) dengan memakai masker, mencuci tangan, hindari kerumunan, mengkonsumsi makanan sehat dan vitamin, serta tidur cukup.

Suharyanto menjelaskan, upaya yang telah dilakukan da­lam rangka pencegahan bencana alam, yaitu mitigasi bencana, menerapkan dan melestarikan konsep ataupun pengetahuan kearifan lokal berbasis komuni­tas, seperti di Nias tahun 2005.

Rumah penduduk tradisional dengan penyangga struktur bangunan menyilang, Tiang me­nyilang pada struktur bangunan tahan gempa di Jepang.

Baca juga : Indonesia Siap Jadi Lokomotif Keamanan & Kemakmuran Global

Jebolan Akademi Militer (Akmil) 1989 ini menambah­kan, ada pula mitigasi risiko gempa, penguatan bangunan yang sudah ada.

Semua fasilitas publik harus tahan gempa, dan pengua­tan rumah masyarakat harus mengedepankan cara yang prak­tis serta biaya terjangkau.

Kemudian, melakukan pe­nanaman kembali pohon di sepanjang bibir pantai di wilayah pesisir, menanam pohon vetiver sebagai mitigasi banjir dan long­sor di daerah tebing yang mampu tumbuh hingga 6 meter.

Tak lupa, menyampaikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang tanggap bencana alam.

Baca juga : Srikandi Ganjar Jatim Bantu Korban Bencana Angin Puting Beliung Di Pasuruan

Suharyanto menyatakan, BNPB memahami dan mem­pelajari bencana alam yang pernah terjadi sebelumnya, dan proses penanggulangannya. Contoh, pembelajaran dari APG Semeru. Percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dilaksanakan sangat baik oleh Pemda. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.