Dark/Light Mode

Beresin Kebakaran Hutan, Jokowi Main Keras

Rabu, 7 Agustus 2019 08:57 WIB
Presiden Jokowi. (Foto: Istimewa).
Presiden Jokowi. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
“Kalau musim panas dicek benar dan harus dilakukan secara konsisten. Tinggi permukaan air tanah agar gambut tetap basah dijaga terus terutama di musim kering,” ujarnya.

Ketiga, segera padamkan api sesegera mungkin. Jangan biarkan api membesar. Karena kalau sudah membesar, upaya pemadaman dengan menggunakan water bombing pun, susah dipadamkan. Jangan sampai api sudah membesar baru kita bingung.

“Kalau sudah gede, apalagi di hutan gambut, sangat sulit sekali padamnya,” ujarnya. Terakhir, soal penegakan hukum kepada pelaku pembakaran hutan dan lahan.

Baca juga : Perbaiki Listrik Jawa, Jokowi Minta PLN Gerak Cepat

“Saya lihat ini sudah berjalan cukup baik. Saya pantau, saya monitor, di lapangan dilakukan tanpa kompromi,” ujarnya. Barulah Jokowi mengingatkan soal sanksi kepada Pangdam, Danrem, Kapolda dan Kapolres yang tak bisa menanggulangi kebakaran karhutla di daerahnya.

Kata dia, aturan soal ini masih sama dengan aturan 2015. “Saya kemarin sudah telepon Panglima TNI, saya minta dicopot yang tidak bisa mengatasi. Saya telepon mungkin 3 atau 4 hari lalu kepada Kapolri dengan perintah yang sama,” imbuhnya.

Jokowi mengingatkan, tak ingin mendengar adanya status siaga darurat karhutla. Karena itu, dia sekali lagi meminta aparat bersiaga mulai dari tingkat yang paling bawah sampai paling atas untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan.

Baca juga : Jawa Mati Lampu, Jokowi Datangi Kantor PLN

“Kita ini kan punya infrastruktur organisasi sampai ke bawah. Desa ada Babinkamtibmas, Babinsa, ada semuanya. Mestinya begitu muncul kecil sudah ketahuan dulu,” ucapnya.

Menkopolhukam Wiranto, melaporkan, berkat implementasi Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 2015 tentang Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan telah mampu menekan rasio titik panas dari tahun ke tahun. Ia menyebut, terjadi penurunan titik panas pada 2019 dibandingkan dengan 2015 dalam periode yang sama.

Besaran penurunan tersebut mencapai 81,65 persen atau 4.337 titik panas. Meski demikian, bila dibandingkan tahun 2018 dalam periode yang sama, terdapat kenaikan titik panas hingga mencapai 69 persen atau 467 titik panas. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.