Dark/Light Mode

Kalahkan AS-China

Ekonomi Kita Juara 4 Di ASEAN

Jumat, 10 Februari 2023 08:10 WIB
Pertumbuhan ekonomi/Ilustrasi (Gambar: Istimewa)
Pertumbuhan ekonomi/Ilustrasi (Gambar: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski kondisi dunia sedang mendung, ekonomi Indonesia tetap bersinar. Sepanjang 2022, ekonomi kita mampu tumbuh 5,31 persen. Dengan angka ini, Indonesia sukses mengalahkan Amerika Serikat dan China. Di ASEAN, ekonomi Indonesia juga berada di papan atas.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV-2022 mencapai 5,01 persen. Angka ini menggenapkan pertumbuhan ekonomi kita sepanjang 2022 menjadi 5,31 persen.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, capaian ini bisa dianggap sebagai hal luar biasa di tengah ketidakpastian global. Usai dihantam pandemi Covid-19 dan konflik berkepanjangan antara Rusia dengan Ukraina, ekonomi dunia hanya tumbuh di kisaran 4 persen. Sementara Indonesia bisa tumbuh 5,31 persen.

"Ini tidak datang begitu saja. Ini dari kebijakan yang diambil Bapak Presiden dalam kebijakan tiga tahun penanganan Covid. Itu keseimbangan antara gas dan rem, kemudian pembentukan KPC-PEN (Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional)," tutur Airlangga.

Baca juga : Ekonomi Kita Kuat

Ketua Umum Golkar ini menerangkan, keputusan Pemerintah tidak melakukan lockdown selama pandemi berbuah manis. Hal ini terlihat dari ekspor dan neraca perdagangan yang tetap tumbuh positif. Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia juga berada di atas 50 dan berada di level ekspansif.

"Industri kita tidak kehilangan supply chain. Jadi mengisi supply chain. Justru di tahun 2022 dan 2021 ini terbantu kenaikan harga komoditas. Pada saat dunia mulai kembali normal, nah butuh supply chain. Salah satu yang paling siap untuk mengisi adalah dari Indonesia," terang Airlangga.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengklaim, pertumbuhan 5,31 persen menjadi yang terbesar di antara negara G20. Artinya, Indonesia memiliki potensi yang cukup bagus, karena perputaran ekonominya ditopang sektor konsumsi.

Bahlil lalu membandingkan ekonomi Indonesia dan dunia di kuartal IV-2022. Indonesia sukses membukukan pertumbuhan 5,01 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari capaian China (2,9 persen), Uni Eropa (1,9 persen), Korea Selatan (1,4 persen), dan AS (1 persen).

Baca juga : Balon Mata-Mata China Ngider Di Lima Benua, Di AS 5

Khusus AS dan China, secara keseluruhan sepanjang 2022, pertumbuhan ekonomi kedua negara maju itu jauh di bawah Indonesia. Negeri Paman Sam hanya berhasil membukukan 2,1 persen. Sementara Negeri Tirai Bambu tak lebih dari 2,9 persen.

Di ASEAN, capaian Indonesia juga ada di papan atas. Ada dua instrumen yang jadi pegangan. Pertama, masih berdasarkan proyeksi lembaga internasional. Kedua, melalui laporan terakhir di negara tersebut. 

Hasil penghitungan instrumen pertama, Vietnam berada di pucuk dengan pertumbuhan 8,02 persen. Di posisi kedua, ada Malaysia, yang diproyeksikan Bank Dunia tumbuh sebesar 7,8 persen.

Posisi ketiga ada Filipina dengan 7,6 persen. Indonesia berada di urutan keempat dengan 5,31 persen. Di bawahnya ada Kamboja dengan 5,1 persen, dan Singapura 3,8 persen.

Baca juga : Banyak Potensi Ekonomi, Desa Juga Bisa Ekspor

Thailand juga belum melaporkan hasil ekonominya sepanjang 2022, tapi diproyeksi tumbuh 3,4 persen. Begitu juga dengan Timor Leste dan Myanmar sama-sama diprediksi naik 3 persen. Pertumbuhan ekonomi Laos diproyeksikan 2,5 persen. Sementara, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Brunei Darussalam menjadi yang terendah di Asia Tenggara, yakni 1,2 persen pada 2022

Berdasarkan metode perhitungan kedua, Vietnam berada di urutan pertama dengan 8,02 persen, disusul Filipina 7,6 persen. Indonesia menempati peringkat ketiga dengan 5,31 persen. Kemudian Kamboja 5,1 persen, dan Singapura 3,8 persen.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menganggap, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,31 persen masih berada di bawah potensi yang dimiliki. Dengan seluruh potensi ada, mestinya ekonomi domestik berada di atas itu.

"Dalam pertumbuhan ekonomi ini, kalau saya coba mau menghitung, kita itu tumbuhnya masih di bawah potensial. Potensi pertumbuhan ekonomi kita lumayan bagus sebenarnya, tapi kita selamanya bergerak di bawah," terang Suharso.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.