Dark/Light Mode

Dijagokan Lagi Jadi Gubernur BI

Perry Disayang Jokowi

Kamis, 23 Februari 2023 07:04 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo. (Foto: Ist)
Gubernur BI Perry Warjiyo. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menjagokan kembali Perry Warjiyo untuk memimpin Bank Indonesia (BI). Dalam Surat Presiden (Surpres) yang dikirim ke DPR kemarin, Kepala Negara secara resmi mengusulkan Perry sebagai calon Gubernur BI periode 2023-2028.

Keputusan Jokowi ini tidak mengagetkan. Dalam wawancara eksklusif dengan Rakyat Merdeka, Selasa (14/2), Jokowi terkesan dengan sosok Perry karena bisa kompak dengan pemerintah dalam menjaga sektor moneter dan fiskal, sehingga Indonesia bisa selamat dari krisis ekonomi akibat pandemi dan krisis global.

Penilaian itu tidak berlebihan. Perry menjadi Gubernur BI pertama era reformasi yang akan menjabat dua periode berturut-turut. Dalam sejarah jabatan Gubernur BI, yang pernah dua kali menjabat adalah Rachmat Saleh. Di era orde baru. Perry termasuk extraordinary Gubernur. Yang paling lama menjabat dan berhasil membawa Indonesia melalui situasi sulit akibat pandemi dan kini krisis global. 

Kabar Presiden memilih kembali Perry sebagai Gubernur BI, dibenarkan oleh Ketua Banggar DPR Said Abdullah, tadi malam. Kata dia, DPR sudah menerima Surpres tentang calon Gubernur BI dari DPR. Dalam Surpres itu, Jokowi mengusulkan satu nama calon Gubernur BI, yaitu Perry Warjiyo. "Tentu saja kami perlu mengamankan kebijakan presiden, sebab kami bagian dari kekuatan politik yang mendukung pemerintah," kata Said. 

Menurut Said, peran BI sangat strategis dalam menjaga tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah. Keduanya menjadi urusan penting. Inflasi tinggi bisa menjadi malapetaka pemerintahan, sebab berpengaruh langsung bagi hajat hidup rakyat banyak. "Gejolak rupiah bisa membuat runyam pasar keuangan dalam negeri," ungkapnya. 

Said mengakui, Perry sebagai sosok yang memiliki kemampuan dalam memimpin bank sentral di era sulit. Ia berharap, ke depan Gubernur BI harus tetap menjaga beberapa hal agar bisa menjalankan tugas menjaga sektor fiskal dan moneter. 

Baca juga : Komisi XI DPR Belum Terima Surat Calon Gubernur BI Pilihan Jokowi

Pertama, Gubernur BI harus menjaga chemistry dan kedekatan dengan jajaran KSSK seperti Menteri Keuangan, Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Ini penting, sebab saat ini dan ke depan, Indonesia menghadapi tantangan ekonomi yang tidak mudah. Di dalam negeri juga menghadapi tahun politik. Sehingga dibutuhkan Gubernur BI yang bisa memastikan ekonomi  tetap tumbuh berkelanjutan. "Peran ini telah dijalankan dengan baik oleh Gubernur BI saat ini," ujarnya. 

Kedua, Gubernur BI ke depan harus sigap dan tanggap terhadap berbagai tantangan baru yang tidak terduga, seperti saat menghadapi pandemi 2020-2021. Kata dia, saat itu BI punya peran besar dalam berbagi beban (burden sharing) dengan menyerap SBN melalui private placement. BI saat itu sangat membantu posisi APBN aman akan kebutuhan pembiayaan yang sangat besar. "Gubernur BI saat ini juga telah membuktikannya," terangnya.

Ketiga, tugas penting lainnya adalah soal kelanjutan pengaturan tentang lalu lintas dan cadangan devisa negara. Pengaturan tentang lalu lintas devisa diperlukan untuk memastikan devisa negara memiliki dampak multiplayer pada ekonomi nasional. "Agenda ini yang perlu diperkuat ke depan," harapnya. 

Keempat, Gubernur BI harus bisa membangun hubungan baik dengan DPR, terutama kepada Pimpinan DPR, terkhusus Ketua DPR, alat kelengkapan dewan seperti Badan Anggaran dan Komisi XI DPR. Kemampuan ini dibutuhkan oleh Gubernur BI agar dalam menjalankan tugas tugas strategis BI secara teknokrasi juga mendapatkan dukungan politik yang kuat dari DPR.

"Dan selama lima tahun ini Gubernur BI juga telah mendapatkan dukungan cukup oleh DPR," ujarnya.

Terakhir, Gubernur BI haruslah memiliki jaringan internasional. Hal ini akan menambah kepercayaan pasar, khususnya investor internasional terhadap pasar keuangan Indonesia. Kepercayaan ini sangat penting sebab pasar keuangan kita belumlah dalam. Sosok Gubernur BI yang diakui secara internasional akan mendorong capital inflow untuk menguatkan pasar keuangan RI.

Baca juga : Manokwari Diyakini Jadi Lumbung Padi Pertama Papua

Kabar dipilihnya Perry menutup peluang nama lain yang santer disebut menjadi Gubernur BI. Ketiganya adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, dan Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti. 

Anggota Komisi XI DPR, Puteri Anetta Komarudin menyambut baik keputusan Jokowi yang memilih kembali Perry sebagai calon Gubernur BI. Menurut politisi muda asal Partai Golkar ini, salah satu kriteria utama calon Gubernur BI adalah mampu menunjukkan kapasitas dan tekadnya untuk menjadi figur pemimpin yang dapat semakin meningkatkan performa BI.

"Bukan hanya mampu untuk menghadapi situasi perekonomian global yang penuh ketidakpastian, tetapi juga tetap mendorong performa pertumbuhan ekonomi kita yang sudah sangat baik ini secara berkelanjutan," kata Puteri, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam. 

Puteri menyampaikan, bank sentral perlu figur yang mampu menjaga kerja sama dengan anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) lainnya, seperti OJK, Kementerian Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan. "Karena tentu diperlukan kebijakan yang kolaboratif dan terkoordinasi dari berbagai sisi, baik fiskal maupun moneter, serta dukungan dari industri, untuk terus mendorong ketahanan ekonomi Indonesia di tengah krisis global," paparnya. 

Keputusan Jokowi memilih Perry sebagai Gubernur BI tidak mengagetkan. Dalam wawancara eksklusif dengan Rakyat Merdeka, Selasa (14/2), Kepala Negara memberikan isyarat itu.  Dalam wawancara itu, Jokowi menekankan pentingnya sinergi kuat antara Gubernur BI dan Menteri Keuangan. Dan, eks Gubernur DKI Jakarta itu melihat sinergi itu sudah terlihat. "Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia betul-betul bisa ketemu, setiap minggu. Entah bicara apa. Tetapi bisa terus kompak," kata Jokowi. 

Selain itu, Jokowi tak mau berspekulasi di tengah kondisi kritis global saat ini. Dalam kondisi seperti ini, butuh orang yang bukan sekadar book smart. Tetapi juga street smart dengan pengalaman jalanan yang panjang. Perry Warjiyo dan Sri Mulyani sebagai contoh konkret orang yang tak sekadar book smart.

Baca juga : Rencanakan Pembangunan Di Jateng, Gubernur Ganjar Ajak Masyarakat Rembug Bareng

"Mereka ini sudah punya jam terbang tinggi. Menkeu jam terbangnya tinggi. Pak Perry juga jam terbangnya tinggi. Sangat dibutuhkan,” tuturnya. 

Jokowi mengaku tak mau bertaruh dalam situasi seperti sekarang. "Jangan. Apalagi, di lembaga yang sangat penting seperti moneter dan fiskal. Wah, jangan,” tegasnya.

Apa kata pengamat soal Perry yang dicalonkan lagi? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah menilai, sosok Perry layak dipilih kembali sebagai Gubernur BI. Apalagi kinerja Perry dinilai baik selama memimpin BI. "Kinerja Pak Perry saya kira cukup baik," kata Piter, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam. 

Perjalanan Perry menjadi Gubernur BI dua periode masih harus melewati beberapa tahapan lagi. Setelah menerima Surpres, DPR akan mengumumkan nama usulan Jokowi kepada masyarakat. 

DPR kemudian akan mendengarkan saran dari berbagai pihak terkait kandidat Gubernur BI pilihan presiden. Biasanya, DPR akan mendengarkan masukan dari akademisi, ekonom, maupun pelaku industri perbankan untuk mengetahui pandangan terkait calon itu dan aspirasinya.

Setelah itu, DPR akan melakukan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap calon pilihan presiden. Apabila kandidat lolos tes tersebut, barulah Perry terpilih kembali menjabat sebagai orang nomor satu di bank sentral.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.