Dark/Light Mode

Luhut Diserang Lawan: China Lagi, China Lagi

Minggu, 25 Agustus 2019 06:00 WIB
Luhut Panjaitan (Foto: Istimewa)
Luhut Panjaitan (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Solusi yang diberikan Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan untuk menangani masalah defisit keuangan BPJS Kesehatan jadi sasaran kritik. Oleh lawan-lawannya, Luhut dianggap hanya mementingkan China. Masa iyah untuk segala masalah, China lagi, China lagi yang jadi solusinya.

Kritikan terhadap Luhut itu dimulai setelah Luhut menggelar rapat dengan Dirut BPJS Kesehatan Fachmi Idris, di kantornya. Rapat digelar untuk membahas penyelesaian defisit keuangan BPJS Kesehatan. Hingga Agustus kemarin, defisit BPJS memang makin membengkak hingga ke angka Rp 28 triliun. Rinciannya Rp 9,1 triliun defisit tahun lalu dan Rp 19 triliun defisit di 2019.

Atas permasalahan itu, Luhut memberikan solusi. Kata dia, ada tiga masalah yang bisa diselesaikan BPJS untuk mengurangi defisit. Pertama, memberikan hukuman pada peserta yang menunggak iuran. 

Baca juga : Kasus Suap Impor Bawang, KPK Geledah Lagi Lima Lokasi

Hukumannya bukan pidana. Tapi perdata. Misal tak bisa mengurus pasport kalau belum melunasi BPJS. Kedua, penyesuaian tanggungan penyakit dengan undang-undang. Terakhir, soal besaran iuran.  

Nah, dalam rapat itu, Luhut cerita ada sebuah perusahaan asuransi asal Tiongkok, Ping An, siap membantu mengatasi masalah yang dialami BPJS Kesehatan. "Kemarin itu Ping An tawarkan mungkin mereka bisa bantu evaluasi sistem IT-nya. Karena kemarin Presiden minta kalau BPJS mungkin perlu lakukan perbaikan untuk sistem mereka," kata Luhut.

Luhut mengisyaratkan sistem BPJS Kesehatan lemah tercermin dari tidak patuhnya peserta dalam membayarkan iuran program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sekadar tahu saja, Ping An Insurance merupakan subsidiari dari PA, holding jasa keuangan asal China. Perusahaan ini memiliki layanan asuransi, perbankan, investasi, dan bisnis teknologi. 

Baca juga : Duh, Messi Diserang Orang di Klub Malam

Rupanya, usulan Luhut ini mendapat sorotan. Maklum bukan kali ini saja, Luhut mengusulkan China sebagai solusi dari setiap permasalahan. Sebelumnya, Luhut juga meminta bantuan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) Aviation agar mau meringankan beban sewa (leasing) pesawat milik Garuda. 

Kritikan itu antara lain disampaikan oleh bekas Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu. Ia heran dengan solusi yang ditawarkan Luhut mesti China lagi, China lagi. “Bagi Pak Menko Maritim, sepertinya setiap masalah yang dihadapi bangsa solusinya hanya satu yaitu minta ‘bantuan’ dari China. Kereta Api cepat, listrik, Garuda, BPJS, tenaga kerja dan lain-lain semua dimintakan ‘bantuan’ dari China. Sudah nyerah sehingga semua minta ke China?,” kata Said Didu, di akun Twitter miliknya @msaid_didu. “Orang ini solusinya cuma satu. Serahkan ke China,” tambahnya.

Said juga heran dengan ide dari Luhut tersebut. Apa bentuk bantuan dari perusahaan China itu selain pinjaman. Soalnya, menurut dia, dalam aturan BPJS tidak boleh berhutang. “BPJS bukan bentuk perusahaan, dan sumber dana BPJS bersumber dari iuran. Terus masuknya bantuan dari mana? Apa aturan tentang BPJS mau diubah?” ujarnya.

Baca juga : Selangkah Lagi, Setan Merah Dapat Maguire

Alvin Lie menyambar cuitan Said Didu. “Lantas perusahaan asuransi China bebas akses data kependudukan peserta BPJS?” ujarnya di akun @alvinlie21.  “Dulu dulu kita berjuang walau hanya dengan bambu. Saat ini kita menyerah oleh negeri tirai bambu,” ucap @otoirianto. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.