Dark/Light Mode

Kemhan Kaji Sistem Pertahanan Ibukota Baru

Kamis, 29 Agustus 2019 20:50 WIB
Menhan Ryamizard Ryacudu. (Foto: Ist)
Menhan Ryamizard Ryacudu. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertahanan (Kemhan) tengah mengkaji sistem pertahanan dan pengamanan untuk ibukota Indonesia yang baru. Mulai dari pemindahan satuan Markas Komando (Mako) TNI, sampai pemenuhan standar kekuatan dan pertahanan dalam melindungi ibukota baru tersebut.

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan, pada prinsipnya rencana pemindahan ibukota dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim) yang telah diputuskan Presiden Jokowi telah memenuhi kriteria, sebagaimana kajian strategis yang telah dilakukan Kemhan. Hanya saja, pihaknya masih perlu melakukan pengkajian secara komprehensif dalam upaya mewujudkan sistem keamanan dan pertahanan yang kuat. Salah satunya soal pemindahan satuan-satuan Mako ketiga mantra TNI yang nantinya berfungsi untuk melindungi ibu kota dari serangan musuh.

"Pengkajiannya sudah dimulai dan masih tahap awal. Kalau untuk sistem komunikasi kita tidak ada masalah karena dapat menggunakan teknologi mutakhir yang sudah ada," kata Ryamizard di kantornya, Kamis (29/8).

Baca juga : Mendagri: Sistem Pemerintahan dan Pelayanan Publik di Papua Tetap Jalan

Terkait pengamanan dan kekuatan negara lewat unsur-unsur Kemhan, mantan Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) itu menjelaskan, hal tersebut juga tidak ada masalah. Semua sudah sesuai standar dan sejalan dengan kebijakan Presiden. Yaitu membangun pertahanan yang tak lagi Jawa Sentris. Tapi sudah untuk seluruh wilayah Indonesia atau Indonesia sentris.

"Dalam hal ini kita tentu saja perlu melakukan pembangunan-pembangunan kekuatan, potensi pertahanan dan industri pertahanan. Termasuk didalamnya konsep tata ruang Kemhan yang lebih efektif dan efisien," ujarnya.

Oleh sebab itu, Ryamizard menilai, agar pengaturan tata ruang di Kaltim bisa lebih tepat guna, maka perlu dibentuk tim perumus yang terdiri dari semua Unit Organisasi (UO) Kemhan. Mengingat, posisi ibu kota yang baru sudah berada di lokasi yang strategis.

Baca juga : Iklan dan Ibukota Baru

"Posisi Kaltim itu kan berada di tengah Indonesia. Jadi strategis. Belum lagi infrastruktur di sana relatif sudah lengkap baik darat, laut dan udara serta memiliki resiko bencana yang minimal," paparnya.

Ryamizard juga memandang, pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur adalah suatu hal yang biasa. Sebab, beberapa negara seperti Amerika Serikat, Turki, Brasil dan Australia, pernah melakukannya.

Dirjen Strategi Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Rizerius Eko menambahkan, pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta ke Kaltim ini tentu saja akan berimplikasi pada sektor pertahanan. Terutama bagi satuan-satuan TNI yang merupakan unsur penting dalam menjaga keamanan atau menangkal serangan musuh baik lewat serangan fisik atau non fisik. Sehingga, rancangan sektor keamanan harus dilakukan dengan baik agar ibu kota yang simbol negara tidak mudah dilumpukan.

Baca juga : KPDJ Manjakan Kaum Disabilitas Ibu Kota

"Ibukota pada dasarnya adalah center of gravity. Gampangnya, kalau musuh bisa menghancurkan ibu kota, negara akan lumpuh. Makanya, pembentukan satuan baru di sana harus yang bisa meng-cover dan melindungi ibu kota dari segala serangan," katanya. [DNU]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.