Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kasus Pemotongan Insentif ASN, KPK Panggil Bupati Sidoarjo Jumat Lusa
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- Polisi Tangkap Pengemudi Fortuner Pemalsu Pelat TNI Yang Ngaku Adik Jenderal
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Jasa Marga Catat 1,3 Juta Kendaraan Sudah Kembali Ke Jabotabek
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Silaturahmi Rakyat Merdeka dengan Presiden Jokowi
“Tahu-tahu Proyeknya Jadi, Orang Kaget…..”
Senin, 2 September 2019 10:00 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menyebut dirinya sebagai pendengar yang baik. Memang tipikal ini unik dan jarang. Sebab, kebanyakan pejabat kita suka bicara, ngomong panjang-panjang, minta didengarkan.
Jokowi malah kebalikannya. Terlebih lagi, untuk urusan penyusunan kabinet. “Kalau ada usulan boleh-boleh saja. Rembukan boleh-boleh saja. Partai minta, silakan saja. Saya kan pendengar yang baik,” kata Jokowi, kepada Tim Rakyat Merdeka saat diterima di Istana Bogor, 22/8/2019 lalu.
Presiden menerima Margiono, Kiki Iswara Darmayana, Ratna Susilowati, Riky Handayani, Kartika Sari dan Randy Tri Kurniawan, di ruang kerjanya, menjelang siang.
Presiden Jokowi bilang, dia mendengar semua orang. Tokoh partai, tokoh politik, beragam kalangan. Namun, dia mengingatkan bahwa sesuai konstitusi, kabinet itu urusan presiden. Hak prerogatif.
Baca juga : “Kalau Dibiarkan Bisa Naik Berlipat-lipat...”
“Ini kata konstitusi lho Ya. Jadi, jangan tanya-tanya lagi. Kan sistem kenegaraan kita, presidensial,” katanya, menegaskan.
Ruang kerja Presiden berada di salah satu sayap Istana. Berbatasan langsung dengan Kebun Raya Bogor. Hari itu, Jokowi berkemeja batik, tapi suasananya tidak formal.
“Bapak Presiden, usulan kawan-kawan, bagaimana kalau ngobrol. Tidak ada tanya jawab. Bila ada bagian yang off the record, diingatkan saja,” papar Bey Machmudin, Deputi Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden, yang hari itu mendampingi.
Bey menyampaikan usulan dari Tim Rakyat Merdeka. Presiden ketawa. “Wah, yang begini ini malah bicaranya mesti hati-hati,” candanya.
Baca juga : Gerindra Himbau Jangan Ada Demo ke Kertanegara
Obrolan akhirnya, mengalir begitu saja. Presiden duduk di salah satu ujung meja. Di depannya, ada satu dua lembar kertas, berisi tulisan tangan. Hanya dilirik sekali-kali. Mungkin semacam catatan dan data, untuk melengkapi penjelasan.
Ruang kerja Presiden ukurannya tidak terlalu besar. Tak sampai 40-an meter persegi. Kanan kirinya ada lemari kayu tua, berisi buku-buku, yang berbaris rapat dan rapi.
Di atas lemari, ada banyak souvenir dijejerkan. Gambar-gambar dan patung wanita berpakaian kimono Jepang, lukisan tradisional Bali dan beberapa guci antik yang cantik. Properti di ruang kerja itu semuanya terlihat asli.
Sejak zaman Bung Karno. Soal komposisi kabinet, Presiden mengulang pernyataan yang sudah seringkali dia ungkap ke publik. Tentang perbandingan 55:45 antara profesional dan parpol. Tentang porsi banyak untuk darah muda, daripada yang senior.
Baca juga : Jonan Ingin RI Punya Pilihan Energi Yang Terjangkau Rakyat
“Kita menghadapi revolusi industri 4.0, dan yang paham dunia digital, cara-cara digital, ya anak-anak muda,” ujarnya. Tapi usia muda saja tidak cukup. Kata Presiden, amat penting kompetensi. Yaitu, kemampuan manajerial dan leadership serta keberanian mengeksekusi sebuah program.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya