Dark/Light Mode

Keluarga Dan Tokoh Masyarakat Punya Peran Penting Cegah Penyebaran Terorisme

Senin, 31 Juli 2023 22:45 WIB
Guru Besar UIN Walisongo Semarang, Prof Rahardjo (Foto: Didi Rustandi/RM)
Guru Besar UIN Walisongo Semarang, Prof Rahardjo (Foto: Didi Rustandi/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Keluarga dan tokoh masyarakat menjadi benteng penting bagi pencegahan penyebaran paham radikalisme dan terorisme.

Semua pihak harus berperan supaya racun tersebut tidak menyebar dan menjangkiti masyarakat.

Apalagi, saat ini penyebaran radikalisme dan terorisme lebih aktif melalui media sosial dan internet. Karena itu diperlukan pengawasan dan pemantauan yang lebih ketat.

"Tokoh masyarakat, lingkungan dan keluarga memiliki peran penting mencegah dan menyadarkan masyarakat supaya tidak terpapar radikalisme dan terorisme," kata Guru Besar UIN Walisongo Semarang Raharjo, saat berbincang dengan RM.id, Senin (31/7).

Menurutnya, pencegahan menjadi langkah terbaik sehingga gerakan radikalisme dan terorisme bisa diantisipasi.

Baca juga : Akademisi Punya Tanggung Jawab Cegah Radikalisme Dan Terorisme

Sebab, jika orang sudah berhasil diracuni oleh terorisme, maka akan sulit bagi mereka untuk kembali dan sadar.

Sebabnya, para teroris memiliki pandangan bahwa negara ini, pemerintahan, polisi, TNI, ASN dan masyarakat dianggap sebagai toghut. Sehingga, mereka berpikir, semua harus diperangi.

"Kalau sudah masuk ke kelompok terorisme, maka akan sulit untuk keluar. Mereka berfikir, mereka yang paling benar. Di luar kelompok mereka dianggap salah, togut dan harus diperangi. Karena itu, harus dicegah korban-korban yang lain," terangnya.

Ia menceritakan pengalamannya saat melakukan bimbingan kepada para napi terorisme (napiter) di lembaga pemasyarakatan (lapas) Nusa Kambangan.

Kebanyakan, para napiter itu menolak dilakukan pembinaan, lantaran mereka masih mengganggap paling benar, dan yang lain dianggap salah.

Baca juga : Prabowo: Yang Penting Rakyat Indonesia Menang

Untungnya, kata dia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memiliki beragam cara supaya pembinaan yang dilakukan bisa berhasil.

Salah satunya, dengan menghadirkan dan memperhatikan keluarga napiter.

"Dengan menghadirkan dan memperhatikan keluarga para napi terorisme itu, maka mereka akan tersentuh hatinya. Hal itu itu berarti mereka juga masih memiliki sisi humanis," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala BNPT Komjen Rycko Amelza Dahniel meminta para mantan narapidana kasus terorisme yang sudah kembali ke "pelukan" NKRI berbagi pengalaman kebangsaan untuk menekan bahaya terorisme.

"Kawan-kawan ini akan membantu dengan berbagi pengalamannya masing-masing, kepada mereka yang di luar sana yang masih belum tersentuh hatinya," kata Rycko.

Baca juga : Dirjenpas dan 2 Petugas Wali Pemasyarakatan Raih Penghargaan BNPT Awards 2023

Menurut dia, para mantan napi kasus terorisme memiliki satu komitmen untuk menjaga NKRI, memperkuat rasa kebangsaan, dan saling menghormati.

"Selanjutnya kawan-kawan ini tinggal menata hidup untuk meningkatkan kesejahteraan," tuturnya.

Ia meminta para mantan napi yang telah memperoleh hidayah tersebut membangun kehidupan, kesejahteraan, serta berbagi kepada sesama.

Rycko menyampaikan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang ikut meneguhkan rasa kohesi sosial bersama para mantan napi terorisme ini.

"Kita bangun negeri ini penuh dengan rasa damai," ajak Rycko.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.