Dark/Light Mode

Pembelian F-15EX Dari Amerika Dan Keberhasilan Diplomasi Pertahanan Indonesia

Selasa, 29 Agustus 2023 07:45 WIB
Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia M. Herindra. (Foto: Tangkapan Layar YouTube Kemhan RI)
Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia M. Herindra. (Foto: Tangkapan Layar YouTube Kemhan RI)

 Sebelumnya 
Adapun Black Hawk merupakan helikopter serbu yang bisa digunakan untuk menjalankan berbagai misi. Helikopter ini mampu mengangkut beban hingga 4.695 kg, menempuh jarak hingga 1.528 kilometer, dan melaju dengan kecepatan maksimal 268 km/jam. Untuk persenjataannya, opsi yang diberikan adalah misil Hellfire, rocket 70 mm, senapan mesin kaliber 12,7 mm, weapons management system, hingga day/night heads up display. Dengan fleksibilitas multi-misi, helikopter ini mampu beroperasi dalam kondisi cuaca ekstrem, baik siang maupun malam, termasuk mobilisasi pasukan, evakuasi medis dan pemadam kebakaran, hingga kepentingan search and rescue. Selain itu, helikopter ini juga bisa mengangkut 14 personel.

Artinya, helikopter ini akan sangat fleksibel dalam berbagai misi operasi; termasuk untuk misi kemanusiaan (civic mission). Sebelumnya, Indonesia sudah dilengkapi dengan tiga pesawat carrier, Super Hercules C-130J, yang juga dibuat oleh Lockheed Martin.

Baca juga : Fuso Hadirkan Layanan Perbaikan Cabin Dan Chassis Pertama Di Indonesia

Alutsista udara yang akan diakuisisi Amerika ini merupakan keluaran baru, sebagaimana yang dilakukan Kemhan untuk pengadaan jet tempur Dassault Rafale dari Prancis. Karenanya kita masih harus menunggu proses produksi dari alutsista tersebut untuk benar-benar hadir di Indonesia. Jika produksi perdana dari Rafale diharapkan tiba pada 2026, maka jet tempur F-15EX khusus untuk Indonesia – dengan kode khusus F-15IDN – diharapkan akan selesai pada 2027.

Berbicara tentang spesifikasi alutsista buatan Amerika ini, tentu berkaitan langsung dengan proses modernisasi alutsista yang tengah gencar dilakukan oleh Kemhan. Namun, sebenarnya ada isu yang lebih penting di balik semua proses ini, yaitu diplomasi pertahanan yang berhasil dari Menhan Prabowo Subianto – terlebih dengan melihat pada konstelasi geopolitik dan geostrategis yang tengah mengemuka saat ini.

Baca juga : Pelabuhan Perdagangan Bebas Hainan Diharapkan Makin Tingkatkan Ekspor Indonesia

Kita pahami bahwa “dunia tidak sedang baik-baik saja” saat ini. Konflik terbuka masih terus berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Di Kawasan Indo pasifik, tensi juga memanas sebagai dampak uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara. Tensi keamanan juga terus bereskalasi di Laut China Selatan antara negara-negara di Asia Tenggara terhadap China sebagai dampak saling klaim kedaulatan atas wilayah laut yang strategis tersebut, serta memanasnya tensi antara Taiwan dan China.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.