Dark/Light Mode

Webinar MARAPI-PERSADA

Masa Depan Kerja Sama Bilateral Indonesia–Jepang

Sabtu, 19 Agustus 2023 17:45 WIB
Jepang, saat ini cukup khawatir akan terjadi konflik di masa depan antara China dengan Taiwan. Perkembangan hubungan China dan Semenanjung Korea, dinilai menjadi ancaman bagi keamanan Jepang.
Jepang, saat ini cukup khawatir akan terjadi konflik di masa depan antara China dengan Taiwan. Perkembangan hubungan China dan Semenanjung Korea, dinilai menjadi ancaman bagi keamanan Jepang.

RM.id  Rakyat Merdeka - Jepang, saat ini cukup khawatir akan terjadi konflik di masa depan antara China dengan Taiwan. Perkembangan hubungan China dan Semenanjung Korea, dinilai menjadi ancaman bagi keamanan Jepang.

Kebijakan keamanan Jepang di Asia Timur pun mempertimbangkan dan melihat perkembangan di Eropa, terutama perang di Ukraina karena invasi Rusia yang merupakan pelanggaran hukum internasional.

Demikian ditegaskan Dr. Atsushi Yasutomi, dari Eikei University of Hiroshima, Jepang. Hal ini dia sampaikan di Webinar MARAPI & PERSADA, bertema “Masa Depan Kerja Sama Bilateral Indonesia-Jepang", Rabu (16/8/2023).

Baca juga : Sarit Suwannarut Memimpin Hari Pertama Mandiri Indonesia Open 2023

Karena itu, lanjutnya, Jepang mulai meningkatkan upaya keamanan dengan pengembangan strategi keamanan baru, yakni mengeluarkan kebijakan pertahanan yang lebih melihat ancaman eksternal.

Sejumlah langkah pun dilakukan. Seperti kerjasama dengan negara sekutu dan mitra, perubahan institusi pertahanan (Kemhan), peningkatan anggaran militer, perubahan undang-undang untuk mendukung transfer persenjataan, dan lainnya.

Hal ini, disebut oleh pengamat luar sebagai normalisasi militer Jepang, yang tadinya sangat pasifis, menjadi seperti militer di negara lainnya dengan melakukan kerjasama internasional dengan negara sahabat.

Baca juga : Menteri Teten: Indonesia Jajaki Kerja Sama Bidang Pengolahan Hasil Perikanan Dengan Jepang

Pembicara kedua, Dr. Saya Kiba, pengajar di Kobe Univeristy of Foreign Studies menjelaskan, setelah Perang Dunia II, Jepang berfokus pada pembangunan kembali, dengan mengembangkan industri dan pabrik.

Jepang lalu mengembangkan Doktrin Fukuda, di mana Jepang tidak akan menjadi kekuatan militer. Karena itu, akan mengembangkan hubungan dengan cara “heart-to-heart.” Seperti dengan mengenalkan hal baik tentang Jepang baik dari sisi produk dan budaya.

Namun sejak pemerintahan Perdana Menteri Abe, ujar mantan Associate Professor di Komatsu University ini, Jepang mulai mengembangkan isu keamanan. Contohnya, dengan peningkatan pengembangan Japan’s Self Defense Forces.

Baca juga : Bangun Kota Masa Depan, Otorita IKN Kerja Sama Dengan Shenzhen

Selain itu, Jepang tidak lagi terlalu Pasifis, menurutnya, antara lain karena “trauma” dari bentuk diplomasi Jepang sebelumnya. Di mana Jepang memberikan banyak bantuan dana, tetapi tidak begitu dianggap, karena tidak memberikan bantuan militer (seperti dalam perang di Kuwait).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.