Dark/Light Mode

10 Pabrik Gula Rampung, Mentan: Sebentar Lagi Swasembada

Kamis, 10 Oktober 2019 20:43 WIB
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat mengunjungi Pabrik Gula PT Rejoso Manis Indo (RMI), Kabupaten Blitar, Rabu (9/10). (Foto: Ade Alkautsar/RM)
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat mengunjungi Pabrik Gula PT Rejoso Manis Indo (RMI), Kabupaten Blitar, Rabu (9/10). (Foto: Ade Alkautsar/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di akhir masa jabatannya, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengaku bahagia. Karena target yang diberikan Presiden Joko Widodo untuk mendirikan 10 pabrik gula di tanah air, tercapai.

Kesepuluh pabrik gula berbasis tebu itu sudah tersebar di sejumlah daerah, antara lain Kabupaten Blitar, Lamongan, Blora, Ogan Komering Ilir (OKI), Jeneponto dan Kabupaten Sumba NTT. “Alhamdulillah," kata Amran saat mengunjungi Pabrik Gula PT Rejoso Manis Indo (RMI), Kabupaten Blitar, Rabu (9/10).

Dengan 10 pabrik ini, kata Amran, produksi gula putih dapat digenjot hingga 3,5 juta ton. Dari sebelumnya 2,5 juta ton. Sehingga kekurangan 300-500 ribu ton selama ini akan tertutupi. Bahkan berlebih.

Baca juga : Abang Pangeran MBS Didaulat Jadi Menteri Energi Saudi

"Kalau ini semua bisa terlaksana secara optimal, maka kita sebentar lagi bisa swasembada gula putih. Tinggal 2 lagi yang belum diresmikan," ucap Amran.

Pekerjaan rumah (PR) selanjutnya, kata Amran, adalah membangun pabrik gula rafinasi. Gula untuk kebutuhan industri ini masih diimpor. Perkiraannya, butuh 10 sampai 15 pabrik gula rafinasi baru. Jika itu terlaksana, Indonesia tidak perlu impor gula rafinasi lagi. "Indonesia akan swasembada gula putih dan gula rafinasi," lanjutnya.

Namun, Amran menolak berbicara lebih jauh terkait kebijakan Kementan akan datang. Karena, saat ini dirinya sudah di akhir masa jabatan. 10 hari lagi. Saat dicandai wartawan, ia tidak tahu apakah jabatannya sebagai Mentan akan berlanjut atau tidak. "Ah, wartawan memang paling pintar mancingnya," kelakarnya.

Baca juga : Latvia, Mitra Dagang Terbesar Indonesia Di Kawasan Baltik

Namun, yang pasti upayanya dalam membangun pabrik gula baru itu harus melewati berbagai rintangan. Hingga saat ini, bahkan masih banyak yang meragukan produktifitas lahan tebu dan pabrik gula yang baru berdiri itu.

"Misalnya, ada yang protes bahwa lahan di Bombana tidak layak. Tapi terbukti produksinya 140 ton," tutur Amran.

Amran yang mengaku pernah puluhan tahun bekerja di pabrik tebu itu memberikan solusi untuk meningkatkan produktifitas panen tebu. Sebab, berdasarkan laporan PT RMI produktifitas lahan tebu yang memasok pabrik gula tersebut rata-rata masih di kisaran 60 ton perhektar. Saat ini, kata Amran sudah ada teknologi baru yang bisa menggenjot panen tebu di atas 100 ton per hektar.

Baca juga : Stabilkan Wilayah Timur, Kementan Gelar Operasi Pasar Bawang Putih di Kupang

"Seperti drip irrigation. Dengan penggunaan teknologi baru ini, produksi meningkat dua kali lipat,” jelasnya.

Ia optimis, perputaran ekonomi di daerah sekitar pabrik gula akan menggeliat. Selain membuka lapangan kerja baru sebagai pekerja pabrik dan perkebunan plasma, peluang bisnis lainnya juga otomatis akan terbuka. "Karena pabrik gula merupakan usaha yang padat karya," tutupnya.

Dirjen Perkebunan, Kementan, Kasdi Subagyono, juga bersyukur ke-10 pabrik gula akhirnya berdiri di Indonesia. Tugas selanjutnya kata Kasdi adalah bagaimana agar pasokan tebu ke pabrik-pabrik tersebut terpenuhi secara maksimal. “Pemerintah akan membantu dalam perluasan areal plasma melalui penyediaan lahan, pembersihan lahan, pemberian bantuan benih dan pupuk, serta bimbingan teknis," tandas Kasdi. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.