Dark/Light Mode

Rasio S2 S3 Terhadap Populasi Produktif Di Bawah 1 Persen, Jokowi Bilang Begini

Senin, 15 Januari 2024 15:35 WIB
Presiden Jokowi saat membuka Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Surabaya, Jawa Timur, Senin (15/1/2024). (Foto: YouTube)
Presiden Jokowi saat membuka Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Surabaya, Jawa Timur, Senin (15/1/2024). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi mengaku kaget, begitu melihat rendahnya rasio penduduk berpendidikan S2 dan S3 terhadap populasi produktif masyarakat Indonesia. Angkanya tak sampai 1 persen.

“Kemarin dapat angka ini, saya kaget. Indonesia itu di angka 0,45 persen. Negara tetangga kita: Vietnam dan Malaysia sudah 2,43 persen. Negara maju 9,8 persen. Jauh sekali,” papar Jokowi saat membuka Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Surabaya, Jawa Timur, Senin (15/1/2024).

Terkait hal tersebut, Jokowi berencana menggelar rapat pada pekan ini. Mengambil kebijakan (policy), untuk mengejar angka yang masih 0,45 persen.

Baca juga : Ganjar Serap Aspirasi Petani Bawang Brebes

"Nggak tahu anggarannya dapat dari mana. Tapi, akan kita carikan. Agar rasio S2, S3 terhadap populasi terhadap usia produktif itu betul-betul bisa naik secara drastis,” ujar Jokowi.

“Kejauhan sekali, 0,45 sama 2,43. Kalau dikalikan, ini sudah berapa kali. Kita 5 kali lebih rendah, dibanding negara-negara lain. Belum negara maju,” imbuhnya.

Presiden ke-7 RI itu memahami sepenuhnya, upaya tersebut membutuhkan pembiayaan yang besar di tengah beratnya tekanan fıskal kita.

Baca juga : Prabowo: Saya Tidak Mungkin Di Sini Tanpa Pers yang Bebas

Namun, di atas semua itu, sumber daya manusia adalah hal yang sangat penting dalam 5-10 tahun ke depan. Ini menjadi kunci pembiayaan pendidikan dan riset. Sehingga, pembiayaannya tetap harus diupayakan seoptimal mungkin.

Tak hanya dari APBN atau APBD, tetapi juga melalui pemanfaatan dana abadi. Mungkin juga, menghubungkannya dengan kalangan industri lewat matching fund.

“Kalau kita lihat, APBN untuk pendidikan dari 2009 sampai 2024, atau dalam 15 tahun, mencapai Rp 6.400 triliun. Dana abadi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) pada saat dibuka mencapai Rp 1 triliun. Tahun 2023, angkanya sudah mencapai Rp 139 triliun. Jumlah penerima beasiswa saat ini, juga sudah meningkat 7 kali lipat dibanding awal LPDP dibuka," jelas Jokowi.

Baca juga : Jokowi Bangun Tol Langit

Tapi angka tersebut, menurutnya masih sangat jauh. Masih perlu ditingkatkan 5 kali lipat, dari angka saat ini.

"Ini menjadi kewajiban kita untuk mencarikan jalan, agar rasio tadi bisa terangkat," ujar Jokowi.

"Saya mengajak seluruh perguruan tinggi untuk menguatkan kolaborasi dan sinergi. Serta melahirkan lebih banyak solusi, untuk mewujudkan kemajuan negara kita, Indonesia," pungkasnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.