Dark/Light Mode

Terungkap Dari Hasil Reses DPRD DKI

Alat Skrining Stunting Masih Minim Di Jakarta

Rabu, 31 Januari 2024 07:30 WIB
Wakil Ketua Komisi E De­wan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Elva Farhi Qolbina. (Foto: Instagram @eqolbina)
Wakil Ketua Komisi E De­wan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Elva Farhi Qolbina. (Foto: Instagram @eqolbina)

RM.id  Rakyat Merdeka - Banyak warga Ibu Kota mengeluhkan minimnya alat kesehatan di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Kondisi tersebut harus segera diatasi karena menghambat upaya skrining stunting.

Wakil Ketua Komisi E De­wan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Elva Farhi Qolbina mengatakan, keluhan warga disampaikan saat dirinya menggelar reses di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Kamis (25/1/2024).

“Saya masih mendapat banyak aduan terkait ketersediaan alat kesehatan di tingkat Posyandu untuk melakukan skrining ter­hadap balita,” kata Elva.

Baca juga : Menangkan Jagoannya: SBY-JK Sudah Turun, Mega Masih di Jakarta

Elva mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segera menyelesaikan persoalan ini untuk mendukung pelaksa­naan skrining kesehatan bagi balita dan anak-anak di wilayah tersebut.

“Alat kesehatan Posyandu saat ini sifatnya masih pinjam pakai dari Puskesmas ke tingkat Rukun Warga (RW). Yang men­jadi masalah adalah saat di satu wilayah RW-nya banyak, warganya banyak tapi alatnya terbatas,” ungkap dia.

Minimnya alat kesehatan tersebut, lanjut dia, harus dituntas­kan karena menghambat upaya mengatasi stunting. Terlebih mengingat sepanjang tahun 2023, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta aktif menemukan kasus anak-anak yang kekurangan gizi, termasuk stunting.

Baca juga : Mau Borong Kursi DPRD, Golkar Siap Kuningkan Jabar

“Kalau target dari Pak Presiden 14 persen untuk nasional, DKI Jakarta harus lebih baik lagi,” ujar Ketua Partai Solidari­tas Indonesia (PSI) DKI Jakarta tersebut.

Selain itu, menurut dia, sosialisasi terkait kebutuhan gizi anak dan ibu hamil juga ha­rus ditingkatkan sebagai bentuk pencegahan stunting.

“Perlu juga adanya analisis data dan identifikasi wilayah rawan stunting ataupun kelom­pok rawan stunting,” usulnya.

Baca juga : Perlunya Deteksi Dini Kasus DBD Di Jakarta

Pemprov DKI Jakarta menargetkan tidak ada kasus baru stunting pada 2024, setelah melakukan upaya penanganan pada tahun lalu.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, penanganan stunting sepanjang 2023 di antaranya Pemberian Makan Tambahan (PMT) bergizi kepada bayi di bawah lima tahun (balita).

Pemerintah Kota (Pemkot) Ad­ministrasi Jakarta Selatan (Jak­sel) menargetkan zero stunting pada 2024. Untuk mencapai target tersebut, Pemkot Jaksel terus melakukan akselerasi dan sejumlah intervensi. Salah satunya, Program Gerakan Orang Tua Asuh Anak Stunting Jakarta Selatan (Go Tuntas JS).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.