Dark/Light Mode

Ekonomi Dunia Terpuruk

Sri Mulyani: Pemerintah Antisipasi Dan Waspada

Minggu, 21 April 2024 08:20 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani bertemu dengan Presiden European investment bank Nadia Calvino saat bertemu dalam The Office of Executive Director for the South East Asia (SEA) Bank Dunia di Washington, Amerika Serikat, Jumat (19/4/2024). Momen ini diunggah di akun Instagram pribadi Sri Mulyani smindrawati.. (Foto: Instagram)
Menteri Keuangan Sri Mulyani bertemu dengan Presiden European investment bank Nadia Calvino saat bertemu dalam The Office of Executive Director for the South East Asia (SEA) Bank Dunia di Washington, Amerika Serikat, Jumat (19/4/2024). Momen ini diunggah di akun Instagram pribadi Sri Mulyani smindrawati.. (Foto: Instagram)

 Sebelumnya 
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menyampaikan hal serupa. Kata dia, pelemahan nilai tukar ru piah tak perlu dikhawatirkan berlebi han. Pemerintah optimis bisa meng atasi nya. Airlangga lalu membeberkan data ekonomi yang menunjukkan ekonomi Indonesia masih sehat. Ia misalnya, mengungkapkan cadangan devisa pemerintah yang ada di Bank Indonesia sebesar 136 miliar dolar AS. Kata dia, cadev tersebut bisa digunakan untuk menstabilkan rupiah.

Selain itu, Airlangga membeberkan data kepercayaan konsumen yang baik, aktivitas manufaktur yang terjaga, dan inflasiyang terkendali. Ia juga me nyampaikan kondisi ekonomi Indonesia yang sehat tercermin dari peringkat Indo nesia oleh lembaga pemeringkat.

Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR Amin AK meminta pemerintah memitigasi ketersediaan pasokan minyak domestik. Menurut dia, konflik Iran-Israel akan mempengaruhi pasokan minyak global.

Baca juga : Gagalkan Palestina Gabung PBB, Amerika Dirujak Dunia

“Pemerintah harus memastikan pasokan minyak bumi untuk kebutuhan dalam negeri terjaga dengan baik,” kata Amin dalam keterangan resminya, Sabtu (20/4/2024).

Ekonom dari Indef Eisha Maghfiruh menyampaikan hal senada. Kata dia, pelemahan rupiah akan berdampak pada kenaikan harga pangan impor. Persoalannya, kata dia, masih banyak bahan pangan dari impor seperti beras, tempe, dan kacang kedelai. Ia khawatir, pelamahan rupiah yang berlanjut akan berpengaruh pada rumah tangga dan pelaku UMKM.

“Beras, tempe, kedelai juga impor. Nah ini untuk ibu-ibu kalau harga-harga di pasar naik, pasti teriak,” ujar Eisha dalam Diskusi Publik Ekonom Perempuan INDEF virtual, Sabtu (20/4).

Baca juga : Dari Jawa Hingga Papua, Rakyat Curhat Ke Gibran

Untuk menjaga daya beli tidak turun, pemerintah perlu mengendalikan harga-harga maupun menjaga inflasi. Upaya ini memerlukan kerja sama antara pemerintah dan BI.

Ekonom Universitas Indonesia Bambang Brodjonegoro memperkirakan, konflik Iran dan Israel akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa turun di kisaran 4,8 persen hingga 4,6 persen. Perkiraan ini turun dari target pertumbuhan ekonomi Pemerintah sebesar 5,2 persen.

Ia menyebut, konflik Iran dan Israel yang memanas akan menyebabkan gangguan eksternal, dan mengerek inflasi. Hal ini tentunya akan mengganggu konsumsi masyarakat dan akhirnya bisa mengganggu prospek pertumbuhan ekonomi.

Baca juga : Travel Ilegal BakalDitindak Pemerintah

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Minggu, 21 April 2024 dengan judul Ekonomi Dunia Terpuruk, Sri Mulyani: Pemerintah Antisipasi Dan Waspada

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.