Dark/Light Mode

Soroti Marah JK, Fahri Hamzah Ingat Skandal Century

Minggu, 13 Januari 2019 06:22 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla (Foto: Randy Tri Kurniawan/Rakyat Merdeka)
Wakil Presiden Jusuf Kalla (Foto: Randy Tri Kurniawan/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Marah-marahnya Wapres JK soal pembangunan kereta ringan alias LRT (Light Rail Transit) disoroti Fahri Hamzah. Wakil Ketua DPR ini mengingatkan, di kemudian hari proyek ini bisa saja jadi mega skandal seperti kasus bailout Bank Century.

Sekadar info, Jumat (11/1), JK menguliti proyek dengan total anggaran Rp 25,7 triliun ini. Yang membuat JK heran, kenapa pembangunan bisa menghabiskan duit segitu banyak. Sekitar Rp 500 miliar per 1 km.  Sementara pembangunan MRT hanya menghabiskan Rp 331 miliar per km.

Fahri menyoroti soal marah-marahnya JK itu lewat Twitter. Lewat akun @fahrihamzah, eks politisi PKS ini menyebut kemarahan Wapres itu adalah bom waktu. "Ketika meledak, akan menjadi skandal. Semua ini bom waktu. Pada waktunya akan meledak dan menjadi skandal," tulisnya, Sabtu (12/1).

Baca juga : Sampai Maret 2019, Tarif Listrik Nggak Bakal Naik

Fahri melanjutkan cuitannya dengan menyinggung skandal Bank Century. Dia mengingatkan, JK pernah melakukan hal serupa saat ada kebijakan bailout atau dana talangan Bank Century saat menjabat wapres di era Presiden SBY. "@Pak_JK pernah terbukti marah dengan keganjilan harga. Saat-saat akhir seperti ini. Saat beliau tau ada upaya melakukan bailout kepada #BankCentury. Beliau ambil alih perkara demi nama baik. Semoga masih ada nurani menahan kerugian negeri," sambungnya.

Sebelumnya, pada Juni 2018, Fahri sudah merasakan adanya keganjilan dalam pembangunan LRT itu. Yang disorotinya, adalah tiang yang tinggi. Selain memakan biaya mahal, menurutnya, pemasangan tiang LRT juga membahayakan. Menurut Fahri, seharusnya LRT dibangun bawah tanah saja. "Tiangnya segini, mahal banget gitu. Curiga saya itu. Orang curiga. Saya juga curiga. Jelas saya ngeri tuh naik LRT. Kenapa nggak ditaruh di bawah tanah aja," tutur Fahri di DPR.

Kritikan Fahri Hamzah direspon Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan. Luhut mengklaim, tinggi tiang LRT untuk jalur layang sudah sesuai, dan berdasarkan perhitungan yang panjang. Luhut pun menantang Fahri agar menghitung sendiri tinggi yang tepat dan anggaran yang dinilai pas, untuk dicocokan dengan perhitungannya.

Baca juga : Presiden Jokowi Utus Moeldoko Ke Situjuah Padang

"Suruh dia hitung, bawa sini, saya cium kakinya kalau saya salah," tegas Luhut, Juni 2018. Kala itu, Luhut menjelaskan, model LRT yang digunakan di Indonesia sesuai dengan standar internasional dengan mengikuti model LRT yang diterapkan di Perancis. "Semua kita pakai standar dari Perancis," tegas Luhut.

Sabtu (12/1), tagar #1km500Miliar jadi trending topic di Twitter. Setahun lalu, Prabowo Subianto sudah menyatakan fakta ini. "Kalau ini, Rp 12 triliun untuk 24 km, berarti 1 km 40 juta dolar. Bayangkan. Di dunia 1 km 8 juta dolar, di Indonesia, 1 km 40 juta dolar. Jadi saya bertanya kepada saudara-saudara, markup, penggelembungannya berapa? 500 persen," kata Prabowo, Juni lalu.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga ekonom, Dradjad Wibowo sepakat dengan JK dan Prabowo. Menurut dia, banyak dana yang tersedot untuk merealisasikan proyek yang sangat jor-joran itu. Drajad bilang, proyek itu memang terkesan monumental karena dibangun elevated, sehingga dengan mudah tampak wujudnya. Namun, hal itu tidak seimbang dengan banyaknya anggaran yang disedot ke sana. "Dana yang harusnya berputar di masyarakat itu tersedot ke sana," ujarnya, Sabtu (12/1). Dana yang dimaksud di antaranya adalah dana BPJS dan dana Haji. "Itu adalah realitas yang kita harus akui," imbuh Dradjad. 

Baca juga : Erupsi Gunung Agung Tak Pengaruhi Wisata & Penerbangan Di Bali

PT Adhi Karya Tbk selaku kontraktor pembangunan LRT menjawab kritikan yang dilontarkan Wapres JK. "Pendapat Pak Wapres sangat kami perhatikan untuk perbaikan ke depan," ujar Direktur Utama Adhi Karya, Budi Harto, Sabtu (12/1). [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.