Dark/Light Mode

Bertemu Menteri Lingkungan Hidup Norwegia

Jokowi Bahas Kerja Sama Turunkan Emisi Karbon

Minggu, 2 Juni 2024 19:20 WIB
Jokowi Presiden menerima kunjungan Andreas Bjelland Eriksen Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia beserta delegasi, di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (2/6/2024). (Foto: Biro Pers Setpres)
Jokowi Presiden menerima kunjungan Andreas Bjelland Eriksen Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia beserta delegasi, di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (2/6/2024). (Foto: Biro Pers Setpres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang tadi menerima Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Andreas Bjellan Eriksen, di Istana Merdeka, Jakarta.

Dalam pertemuan tertutup selama satu jam tersebut, Kepala Negara didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK) Siti Nurbaya Bakar dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.

Pertemuan tersebut membahas kemitraan Indonesia dan Norwegia dalam mengatasi perubahan iklim.

Salah satunya, untuk mencapai target Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink untuk tahun 2030 terkait penggunaan hutan dan lahan.

“Tadi diceritakan sudah ada juga dukungan konkret atau kontribusi sebagai prestasi aksi iklim Indonesia sebesar 156 juta dolar AS. Itu kira-kira setara dengan karbon 30,2 juta ton," ucap Siti, usai mendampingi Presiden Jokowi seperti dalam keterangan tertulis dari BPMI Setpres, Minggu (2/6/2024).

Siti kemudian memaparkan keberhasilan Indonesia menurunkan emisi karbon sejak 2020.

Baca juga : Ketemu Menhan AS, Prabowo Bahas Soal Modernisasi Alutsista

Dijelaskannya, tahun 2020, emisi yang turun mencapai 945 juta ton. Kemudian, pada 2021, turun 889 juta ton. Lalu, 2022, turun 875 juta ton.

“Kemudian 2023 lagi dihitung, tapi perkiraan saya lebih sedikit lagi penurunannya karena elnino kemarin 2023. Cukup berat tapi masih bisa dikelola jadi masih tetap di atas 810 juta ton,” ungkapnya.

Jika dipersentasekan, kata Siti, penurunan emisi pada 2023 mencapai sekitar 40 persen, masih lebih tinggi dari target.

“Karena target komitmen kita cuma 31,89 kalau ada kerja sama internasional bisa 43 persen targetnya,” ungkap politisi Partai NasDem ini.

Siti menilai, upaya Indonesia dalam menurunkan emisi karbon hingga ratusan juta ton seharusnya mendapat apresiasi dari dunia internasional.

“Saya bersama Menteri Keuangan dan kawan-kawan di tim KLHK dan dan Kementerian Keuangan itu mencoba menjelaskan ke luar negeri, 'lihat yang dikerjakan Indonesia sudah banyak'. Jadi kinerjanya seharusnya mendapat apresiasi,” imbuhnya.

Baca juga : Teken Aturan Baru, Jokowi Izinkan Ormas Keagamaan Kelola Tambang Batu Bara

Selain itu, diungkapkan Siti, dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi menyinggung untuk tidak ada lagi diskriminasi terhadap kelapa sawit Indonesia.

“Tadi Bapak Presiden Jokowi kepada Norway memberi pemahaman dan persepsi yang tepat agar tidak terjadi diskriminasi terkait dengan sawit,” ungkap Siti.

Siti menjelaskan, permasalahan tersebut sudah mulai ditangani. Indonesia saat ini sedang mengkritik kebijakan (EU Deforestation-Free Regulation) yang dinilai diskriminasi terhadap sawit.

Sementara Sri Mulyani menekankan pentingnya tata kelola yang baik dalam mengelola dana lingkungan hidup, serta pentingnya reputasi Indonesia dalam menarik dukungan internasional.

“Trust yang muncul terhadap governance dan the way we manage the fund berdasarkan result dan itu menggambarkan bukan hanya it's not about money but most importantly the reputation of Indonesia untuk bisa menjaga lingkungan hidup kita sendiri. Karena itu penting untuk rakyat kita,” tutur Sri Mulyani.

Sementara itu, Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia Andreas Bjelland Erikson menyampaikan terima kasih atas kesediaan waktu Presiden Jokowi untuk berdiskusi dengan Norwegia.

Baca juga : Menteri AHY Sampaikan Komitmen RI Kerja Sama Ekonomi Dengan Azerbaijan

“Norwegia merasa bangga bisa bekerja sama dan berkolaborasi dengan Indonesia. Itu karena Indonesia sudah mencapai hasil signifikan dalam menangani deforestasi,” tutur Erikson.

Dia mengapresiasi pencapaian Indonesia dalam mengurangi deforestasi hingga 90 persen dan merehabilitasi lahan secara ambisius menuju target FOLU Net Sink pada tahun 2030.

“Ini adalah sesuatu yang harus dan perlu diketahui oleh dunia," tegasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.