Dark/Light Mode

KLHK Beri Penghargaan Kalpataru 2024, Ini Daftar Pemenangnya

Kamis, 6 Juni 2024 21:50 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya dengan para penerima penghargaan Kalpataru 2024. (Foto: Ist)
Menteri LHK Siti Nurbaya dengan para penerima penghargaan Kalpataru 2024. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Penghargaan Kalpataru 2024. Sebanyak 10 individu dan kelompok menerima penghargaan tersebut.

Acara Penghargaan Kalpataru 2024 digelar di Gedung KLHK, Jakarta, pada Rabu (5/6/2024). Kegiatan tersebut diselenggarakan sekaligus memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 dengan tema 'Land Restoration, Desertification, and Drought Resilience'.

Sejumlah tamu penting hadir menyaksikan momen istimewa tersebut. Mulai dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Plt. Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Bambang Supriyanto, hingga Ketua Dewan Pertimbangan Penghargaan Kalpataru Hassan Wirajuda.

Pada kesempatan itu, Siti mengungkapkan, rasa syukur dan apresiasinya terhadap para penerima penghargaan Kalpataru 2024. Ia bangga karena para penerima penghargaan ini telah menjadi teladan sekaligus pahlawan dalam menjaga lingkungan hidup di Tanah Air.

"Kita persembahkan rasa syukur kepada Tuhan, hari ini atas rahmatnya kita bisa bersama-sama mengikuti acara penyerahan Penghargaan Kalpataru kepada para pahlawan lingkungan yang benar-benar telah melakukan sesuatu yang luar biasa dan nyata dalam rangka mempertahankan meningkatkan dan memulihkan kualitas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta kualitas sosial masyarakat sekitar untuk menjadi lebih baik," ujar Siti dalam sambutannya.

Siti mengungkapkan betapa penting penghargaan Kalpataru untuk digelar. Menurutnya, Kalpataru memberikan berbagai dampak positif. Salah satunya, memotivasi dan mendorong kepeloporan penerima dalam pelestarian fungsi Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Kemudian, kata dia, adanya penghargaan ini dapat meningkatkan peran masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan. Selain itu, juga mengangkat berbagai hasil karya yang terbukti efektif dalam melestarikan fungsi lingkungan sekaligus mensosialisasikannya kepada masyarakat luas.

Tak kalah penting, penghargaan ini juga dapat meningkatkan peran masyarakat dalam suatu gerakan konservasi sumber daya alam dan lingkungan sebagai kekuatan Civil Society bagi terimplementasikannya pembangunan secara berkelanjutan.

Baca juga : Tanggapi Wapres Soal Penggunaan Dana Otsus, Ini Kata Senator Filep

"Kelima, meningkatkan kesadaran dan membuka peluang bagi berkembangnya inovasi dan kreativitas, serta mendorong prakarsa masyarakat sebagai bentuk apresiasi dan motivasi kepada individu dan kelompok masyarakat dalam melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan secara berkelanjutan," tutur Siti.

Lebih lanjut, Siti menjelaskan penghargaan Kalpataru sebagai tanda apresiasi pemerintah terhadap upaya dan jasa bakti masyarakat kepada lingkungan. Penghargaan ini sekaligus merupakan amanah bagi penerimanya untuk tetap menjaga dan meningkatkan kepeloporan, serta upaya-upaya perlindungan pemeliharaan dan pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Adapun pemilihan pemenang penghargaan ini tentunya tidak sembarang dilakukan. Para pemenang diseleksi dan diproses dengan ketat. Dimulai dari seleksi usulan dan rekomendasi tingkat daerah, verifikasi dan validasi administrasi dan teknis serta lapangan oleh tim khusus yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Kemudian, disidangkan oleh Dewan Pertimbangan Penghargaan Kalpataru yang terdiri dari 12 orang tokoh prominent dipimpin oleh Hasan Wirayuda yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luar biasa di bidang lingkungan hidup dan kehutanan.

Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan Penghargaan Kalpataru, Hassan Wirajuda menjelaskan, terkait perkembangan acara ini yang sudah berlangsung sejak 1980-an. Menurutnya, tidak banyak perbedaan dalam penyelenggaraan ini. Bahkan, ia bangga penghargaan ini bisa berlangsung selama 44 tahun karena artinya, masyarakat masih antusias dan sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.

"Artinya, kelompok konservasi, pembina, dan sebagainya. Jadi isunya juga masih relatif sama. Misalnya, pemeliharaan perluasan hutan bakau. Itu juga isu dulu. Isu sekarang lebih relevan karena isu itu juga bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim,” ujarnya.

“Jadi dengan kata lain,  melihat dan menghargai bahwa kita punya inisiatif yang lokal, sebagian merupakan kearifan lokal. Jauh sebelum isu climate change. Karena itu, saya menyerukan kita gelorakan kembali semangat Kalpataru ini," tambah Hassan.

Pada saat bersamaan, Plt. Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL), Bambang Supriyanto juga menyambut gembira adanya acara penghargaan Kalpataru 2024. Ia pun berharap para penerima penghargaan bisa menjadi teladan positif bagi masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup dan kehutanan.

"Jadi yang pertama, sebagai apresiasi, Ibu Menteri telah menyerahkan Kalpataru. Kemudian karena kepemimpinan dan keteladananya di dalam gerakan lingkungan hidup, mereka mendapatkan dana namanya replikasi untuk tahun berikutnya. Jadi harapannya keteladanan, benchmark itu bisa ditularkan ke daerah-daerah yang lain. Contohnya tadi, kalau tadi pertanyaannya adat ya, adat Punan Batu itu di Kaltara," jelas Bambang.

Baca juga : Pengusaha Minta Aturan Impor Diperketat Lagi, Ini Alasannya

Ungkapan bahagia dilontarkan perwakilan Kelompok KTH Wanampaksi, Sujarwo yang menerima penghargaan Kalpataru 2024. Ia tak menyangka telah mendapat penghargaan ini. "Kami kemarin kaget juga dapat penghargaan ini dan mudah-mudahan dengan penghargaan ini menambah semangat teman-teman kami dalam kegiatan berkonservasi," ujar Sujarwo.

Sujarwo merupakan bagian dari Kelompok KTH Wanampaksi. Ia bercerita kelompok ini melakukan berbagai kegiatan dan upaya menjaga lingkungan hidup seperti menjaga mata air, menanam tanaman, hingga melestarikan burung.

Berikut daftar lengkap 10 penerima penghargaan Kalpataru 2024:

1. Adolof Olof Wonemseba untuk kategori Perintis Lingkungan (Papua Barat). Kegiatan: Konservasi Karang Kima (Kerang Raksasa).

2. Infirmus Abi Perintis lingkungan (NTT). Kegiatan: Konservasi Sumber Daya Air.

3. Sururi-Profesor Mangrove adalah julukannya. Kegiatan: Perintis Lingkungan (Semarang- Jateng).

4. Komang Anik Sugiani. Kegiatan: Perintis Lingkungan (Bali) yang fokus pada penanganan sampah.

5. Kepala BPDAS Way Seputih Lampung Idi Bantara untuk kategori Pengabdi Lingkungan. Kegiatan: Collaborative management menangani koflik dan mengajak warga untuk berkebun alpukat sieger.

Baca juga : Laga Persahabatan: Skor Kaca Mata Indonesia Vs Tanzania

6. Masyarakat Hukum Adat (MHA) Punan Batu Benau Sajau Kalimantan Utara.

7. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bekayuh Baumbai Bebudaya, pelestari pesut mahakam. Kegiatan: Penyelamat lingkungan.

8. Kelompok Tani Hutan (KTH) Wanapaksi (Kulon Progo Yogyakarta). Kegiatan: Konservasi air, burung, karst.

9. Dindin Komarudin untuk kategori Pembina Lingkungan. Kegiatan: Pendaur ulang sampah dari Jakarta.

10. Rukmini Paata Toheke, Pembina lingkungan dan konservasi berbasis adat di Sulawesi tengah.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.