Dark/Light Mode

Sikapi Aksi Dukung Capres

JK: Universitas Negeri Harus Tetap Independen

Selasa, 15 Januari 2019 11:12 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan saat seminar dan dialog bertajuk
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan saat seminar dan dialog bertajuk "Penyiapan SDM Indonesia menghadapi Revolusi Industri ke-4, Kesiapan Tenaga Kerja Indonesia” di Jakarta, Senin (14/1). (Foto : Mohamad Qori/RM).

RM.id  Rakyat Merdeka - Para alumni kampus dilarang mengatasnamakan almamater untuk mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden. Lembaga pendidikan dan perguruan tinggi harus netral di Pemilu 2019.

Dikhawatirkan aksi dukung-mendukung yang membawa nama instansi pendidikan tertentu dapat menyulut perpecahan. Hal itu dikatakan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) saat berpidato di acara Perhimpunan Organisasi Alumni PTNTN Indonesia (HIMIMPUNI) yang bertema penyiapan sumber daya manusia Indonesia menghadapi revolusi industri tahap ke-4. 

“Bulan ini adalah bulan politik. Tentu tidak terlepas pandangan-pandangannya tentang bagaimana kita menjalankan kenegaraan dengan baik. Bahwa ada gerakan-gerakan di bawah wajar saja,” kata JK.

Baca juga : Kepala BNPB: Alat Pendeteksi Tsunami Akan Diamankan TNI

JK menjelaskan, setiap orang memiliki hak untuk menentukan keputusan politiknya, tapi hal itu tidak berlaku jika mengatasnamakan lembaga pendidikan, apalagi pendidikan tinggi. “Universitas harus independen, terutama universitas negeri. Alumninya, tidak perlu lah terlalu jauh menyuarakan hak tersebut,” kata JK, di Jakarta, kemarin.

Meski terbilang wajar, namun JK mengkhawatirkan aksi dukungan yang membawa nama instansi pendidikan tertentu dapat menyulut perpecahan. “Kalau terlalu jauh alumni universitas itu bisa terbelah. Kita bicara soal independen, bukan bicara hal yang memecah,” ujarnya.

JK juga menyebut peran alumni lebih penting memberikan pandangan-pandangannya ke almamater untuk pengembangan ilmu pengetahuan, terutama teknologi. “Bagaimana kita berikan sumbangan pikiran bersama ke negara dalam mengatasi masalah-masalah. Khususnya, teknologi dan tentu kita harus mengikuti perubahan-perubahan itu dan bagaimana feedback-nya kepada kampus,”ujarnya.

Baca juga : Neraca Keuangan Perusahaan Negara Dipastikan Aman

Pernyataan JK ini menyusul aksi dukungan terhadap salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden 2019 dari 10.000 alumni yang mengatasnamakan diri dari Universitas Indonesia. 

“Kemarin UI dan kampus lain bikin pertemuan mendukung calon nomor satu. Sebelumnya ada yang dukung nomor dua. Jadi, kalau alumni itu bebas saja karena itu hak konstitusi masing-masing,” jelas JK.

Sebelumnya, alumni Universitas Indonesia mendekralasikan dukungan kepada Jokowi-Ma’ruf. Deklarasi yang berlangsung di Pintu Selatan GBK itu (12/9) itu diklaim dihadiri lebih dari 12.000 alumni dan juga berbagai elemen rakyat berbagai komunitas dan pendukung militan Jokowi.

Baca juga : Jokowi: Selesaikan Segera Regulasi Kendaraan Bermotor Listrik

Panitia acara itu mengklaim, hampir seluruh alumni perguruan tinggi di seluruh Indonesia mulai dari UGM, ITS, ITB, IPB, UNS, Unair, Undip, Universitas Padjajaran, Parahiyangan, Trisakti, Atmajaya dan berbagai perguruan tinggi lainnya bergabung memeriahkan acara itu. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.