Dark/Light Mode

Ini Dua Skenario Evakuasi WNI dari Wuhan...

Kamis, 30 Januari 2020 20:39 WIB
Para dokter dan perawat di sebuah rumah sakit di Wuhan tertidur kelelahan merawat pasien virus corona. Foto: Twitter @BlueSap26.
Para dokter dan perawat di sebuah rumah sakit di Wuhan tertidur kelelahan merawat pasien virus corona. Foto: Twitter @BlueSap26.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan, Kemenkes bersama Kementerian Luar Negeri dan instansi terkait telah menyiapkan sejumlah skenario mengevakuasi warga negara Indonesia yang ada di Wuhan, China.

 

 

Ada dua skenario dirancang pemerintah. Pertama, mengevakuasi WNI keluar dari Hubei. "Skenario pertama mengeluarkan mereka dari Hubei, kemudian menjemputnya di tempat yang ada, keluar dari Hubei," kata Anung di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Kamis (30/01).

 

Sekadar info, Wuhan adalah ibu kota Provinsi Hubei. Wuhan merupakan kota berpenduduk sekitar 9 juta orang. Dari sinilah virus corona berasal dan menyebar ke mana-mana.

 

 

Skenario kedua mengevakuasi WNI keluar dari China dan membawanya kembali ke Indonesia. Jika memungkinkan, pemerintah Indonesia akan mendaratkan pesawat evakuasi di Wuhan untuk menjemput para WNI keluar dari China.

 

Sayangnya, seperti diketahui, sampai kini Wuhan masih locked down alias diisolasi oleh Pemerintah China. Akibatnya evakuasi WNI dari Wuhan terkendala. 

 

 

"Semuanya sudah disiapkan opsinya, pelaksanaannya masih menunggu perkembangan dengan situasi dan kondisi terkini," tegas Anung.

 

 

Setelah berhasil dievakuasi, WNI bakal dikelompokkan menjasi dua kategori. Yakni kategori people under observation atau kategori suspect. Orang yang masuk kategori people under observation adalah yang pernah ke Wuhan dan dinyatakan sehat. Kategori ini disebut juga orang dalam pemantauan.

 

Mereka yang dinyatakan sehat akan diberi health alert card yang berlaku selama 14 hari sejak kedatangannya di Indonesia. Mereka juga harus menjalani masa inkubasi. Apabila dalam kurun waktu tersebut pemegang health alert card menunjukkan gejala sakit, ia harus diperiksa lebih lanjut.

 

 

Sedang untuk kategori suspect berlaku bagi orang yang pernah ke Wuhan dan tidak dalam kondisi sehat. Mereka disebut pasien atau orang dalam pengawasan.

 

Mereka yang dinyatakan tidak sehat diwajibkan untuk menjalani isolasi dalam kurun waktu yang ditentukan. 

 

 

Pemerintah sudah menyiapkan sejumlah rumah sakit untuk tempat isolasi. "Kalau isolasi dalam pengertian pasien itu adalah di ruangan khusus dirawat dan diperlakukan secara khusus, dan terus dipantau 24 jam status kesehatannya, suhunya, tekanan darahnya, saturasi oksigen, dan sebagainya," papar Anung.

 

Terpisah, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menyatakan, ada sejumlah mekanisme pemulangan WNI yang akan dilakukan pemerintah. Antara lain, WNI dikumpulkan di titik yang ada di Kota Wuhan. 

 

Kemudian, mereka dievakuasi terlebih dahulu ke provinsi lain di China. Lalu, dilakukan pemeriksaan karantina selama beberapa waktu sebelum akhirnya dipulangkan ke Tanah Air.

 

"Belum tahu provinsi di mana, tetapi akan di tempatkan terlebih dahulu di sana," jelas Teuku saat menjadi pembicara diskusi media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk ”Antisipasi Penyebaran Corona” di Ruang Serba Guna Kementerian Komunikasi dan Informatika Jakarta, Kamis (30/1).

 

 

Seperti diketahui, pemerintah berencana memulangkan WNI yang kini masih berada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

 

Jalur diplomasi terus dilakukan antara Kementerian Luar Negeri dengan Kementerian Luar Negeri China agar rencana evakuasi tersebut dapat segera dilaksanakan.

 

Ada 243 WNI yang berada di Provinsi Hubei tersebar di tujuh lokasi, termasuk di Kota Wuhan.

 

KBRI memastikan kondisi WNI di Wuhan baik dan kebutuhan hidup sehari-hari terpenuhi. KBRI juga telah bikin posko di Kota Changsa mempermudah pemantauan dan penyaluran bantuan. [FAQ]

Baca juga : Mahfud MD Setuju Evakuasi WNI dari Wuhan

RM.id  Rakyat Merdeka -

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.