Dark/Light Mode

Harga Garam Anjlok

Bantu Petani, Edhy Bidik Penurunan Biaya Angkutan

Sabtu, 1 Februari 2020 19:40 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. (Foto: Rizky Syahputra/RM)
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. (Foto: Rizky Syahputra/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengungkapkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan berbagai kementerian terkait untuk mengatasi anjloknya harag garam nasional. Di antaranya, dengan Kementerian Perekonomian, Kementerian Perindustrian, dan kementerian Perdagangan.

“Saya juga sangat ingin garam dalam negeri semua nya terserap dan harganya kembali stabil sehingga tidak ada petani yang merugi,” kata Edhy saat peresmian Gudang Garam Nasional (GGN) di kabupaten Pati, Jawa Tegah, kemarin.

Seperti diketahui, harga garam nasional berada di level Rp 150 sampai 250 per kilogram (kg). Harga itu di bawah harga normalnya Rp 800 per kg. Edhy mengungkapkan, untuk membantu petani, pihaknya akan menekan ongkos produksi.

Menurutnya, ongkos produksi tinggi karena mahalnya biaya angkut dari tambak ke tempat penyimpanan garam. Oleh sebab itu, pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian PUPR agar dilakukan pembangunan infrastuktur jalan menuju lokasi tambak.

Baca juga : Amankan Pasokan Lebaran, Petani Pamekasan Taman Bawang di Musim Hujan

“Semua kita koordinasikan. Tapi yang perlu digarisbawahi, pemerintah tidak akan membiarkan petambak garamnya sengsara,” ujarnya.

Untuk menggeliatkan ekonomi garam nasional, mantan ketua komisi IV DPR itu mengungkapkan, pihaknya telah meresmikan 6 gudang garam nasional (GGN) di 6 tempat, antara lain Pati, Demak, Jepara, Indramayu, Pamekasan, dan Aceh Utara dengan nilai pembangunan masing masing Rp 2,5 miliar.

Edhy menerangkan, setiap gudang tersebut memiliki kapasitas 2.000 ton sehingga secara keseluruhan mencapai 12.000 ton.

“Untuk para petambak garam di lapangan, ini sudah ada akses pergudangan. diharapkan bisa menampung garam saat musim panen, sehingga kualitasnya terjaga,” ujar Edhy.

Baca juga : Tuntutan Peternak Ayam ke Kementan Dianggap Salah Alamat

Saat meresmikan GGN di Pati, Menteri Edhy sempat menggelar dialog dengan petani garam, pelaku industri perikanan, dan nelayan. Banyak dari mereka yang mengeluhkan anjloknya harga garam. Mereka menilai jatuhnya harga garam karena ramainya impor.

Sekadar informasi, Kabupaten Pati merupakan daerah dengan produktivitas garam tertinggi kedua di Indonesia setelah Madura. Tahun lalu, daerah ini meng hasilkan 350 ribu ton garam.

Sementara untuk produksi garam secara nasional mencapai 2,85 juta ton. Tingginya angka produksi tak lepas dari Program Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) yang menerapkan berbagai inovasi teknologi produksi, seperti geomembran dan integrasi lahan.

Dalam kunjungan ini, Edhy menyerahkan sejumlah bantuan pemerintah seperti benih ikan, pinjaman untuk permodalan bagi kooperasi dan pembudidaya.

Baca juga : MUI Jakarta Galang Bantuan untuk Korban Banjir

Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Pengelolaan Ruang Laut (PRL) KKP, Aryo Hanggono memastikan kementeriannya terus berupaya meningkatkan kualitas garam rakyat. Salah satunya dengan menggencarkan sosialisasi Pengembangan Usaha Garam Rakyat (Pugar).

Menurutnya, program PUGAR diinisiasi Direktorat Jasa Kelautan sejak 2016 dan merupakan semangat perwujudan dari UU Nomor 7 Tahun 2006 mengenai pemberdayaan petambak garam.

Aryo menyebut produksi garam nasional pada 2019 yang mencapai 2,85 juta ton tidak lepas dari program PUGAR yang menerapkan berbagai inovasi teknologi produksi seperti geomembran dan integrasi lahan.[QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.