Dark/Light Mode

Warga Irak Rayakan Rencana Pengunduran Diri Sang Perdana Menteri

Sabtu, 30 November 2019 19:55 WIB
Suasana perayaan pengunduran diri Adil Abdul Mahdi di alun-alun Tahrir, Irak. (Foto: Twitter@alSalahi)
Suasana perayaan pengunduran diri Adil Abdul Mahdi di alun-alun Tahrir, Irak. (Foto: Twitter@alSalahi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Alun-alun Tahrir, Irak, ramai dengan perayaan warga yang menyambut rencana Perdana Menteri Irak Adil Abdul Mahdi mengundurkan diri.

PM Mahdi mengumumkan akan menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada parlemen. Keputusan ini diambil setelah dua bulan protes antipemerintah semakin memanas dan menelan korban tewas.

Meski demikian, warga Irak masih bersikap diam atas pengunduran diri Mahdi, yang akan membawa dampak positif pada situasi Irak. Mereka menginginkan agar seluruh pejabat pemerintahan Irak diganti dan Irak mengadakan pemilu awal.

Baca juga : Satgas Antimafia Bola Tangkap 6 Tersangka Pengaturan Skor Persikasi Bekasi vs Perses Sumedang

Aksi demo anti-pemerintah dimulai pada 1 Oktober, yang menuntut dugaan korupsi pemerintah dan keterlibatan Iran dalam urusan dalam negeri Irak.

PM Mahdi mengatakan pengunduran dirinya sebagai tanggapan atas khotbah Jumat ulama Syiah Irak, Grand Ayatollah Ali al-Sistani, yang merujuk pada kegagalan masing-masing lembaga untuk menangani perkembangan selama dua bulan terakhir.

Abdul Mahdi awalnya setuju untuk mengundurkan diri pada 31 Oktober dengan syarat seorang setuju untuk menggantikannya.

Baca juga : Usai Cetak Sejarah, Menpora Berharap Polo Air Sumbang Emas Pertama

Pengumuman perdana menteri merupakan pukulan pahit bagi Iran, yang telah mendukung Mahdi dan setelah pendemo membakar konsulatnya di kota selatan Najaf.

Bangunan Konsulat Iran rusak parah oleh bom api yang dilemparkan oleh pengunjuk rasa. Menurut New York Times, Iran telah berulang kali berupaya untuk menopang Mahdi sejak ia menjadi perdana menteri pada 2018.

Menurut bocoran laporan intelijen Iran yang diperoleh The Intercept dan dibagikan kepada The New York Times.

Baca juga : ESDM Targetkan Penggunaan EBT Capai 23 Persen Pada 2025

Mahdi dikabarkan dekat dengan Iran sejak Saddam Hussein berkuasa, dan selama bertahun-tahun ia menjabat sebagai anggota partai besar Syiah yang terikat dengan Iran.

Dia menjadi independen pada 2017. Total 354 orang telah terbunuh sejak protes antipemerintah dimulai pada awal Oktober dan lebih dari 8.000 orang terluka, kata Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia PBB.

Laporan terbarunya mencatat total aktual korban demonstrasi di Irak kemungkinan akan lebih tinggi. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.