Dark/Light Mode

MRT Bakal Ada Di Tangsel, Investasinya 20 Triliun Rupiah

Selasa, 4 Februari 2020 18:52 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (keempat kanan) menghadiri rapat koordinasi RITJ di Jakarta, Selasa, (4/2).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (keempat kanan) menghadiri rapat koordinasi RITJ di Jakarta, Selasa, (4/2).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kabar gembira bagi warga Tangerang Selatan (Tangsel). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal memperpanjang trayek Mass Rapid Transit (MRT) hingga ke wilayah Tangsel dengan dana investasi hingga Rp 20 triliun.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, trayek MRT akan diperpanjang dari Lebak Bulus hingga ke Rawa Buntu. Proyek tersebut sudah masuk dalam Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) 2019-2029.

“Kalau pembangunan jalan MRT itu kira-kira 1 kilometer (km) butuh Rp 800 miliar sampai Rp 1 triliun. Kalau di Tangerang ada 20 kilometer panjangnya, ya jadi Rp 20 triliun," kata BKS-sapaan akrab Budi Karya Sumadi, di sela rapat koordinasi RITJ di Jakarta, Selasa, (4/2).

BKS mengaku kebutuhan anggaran tersebut tidak mungkin ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah pusat melalui APBN. Sementara, proyek ini sudah menjadi kebutuhan untuk dibangun di Tangsel.

Baca juga : MPR Bakal Gelar Lomba Empat Pilar Tingkat SMA Internasional

“Bagaimana membuat konektivitas dengan MRT yang sudah ada dengan Kota Tangerang ya harus dipikirkan. Namun, karena memang pemerintah banyak tanggung jawabnya, kami harapkan swasta ikut di rencana itu," ujarnya.

Dia berharap, skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) bisa diterapkan. Agar rencana ini lebih konkret.

Menurutnya, dana itu bisa diperoleh apabila ada konstruksi, misalnya pembangunan kawasan terpadu transit oriented development (TOD) yang besar. Pihak yang memiliki TOD harus memberikan subsidi terhadap pengembangan sarana.

Saat ini, tahapan pengembangan MRT Tangsel masih berupa pra feasibility study atau pra studi kelayakan yang dibuat oleh PT MRT Jakarta dan sudah diberikan kepada Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kemenhub.

Baca juga : Cukup Telepon Kami Jemput

Direktur Prasarana BPTJ Edi Nursalam menargetkan pembangunan MRT Tangsel dapat dimulai 2022.

Edi mengaku masih berupaya mengusulkan agar proyek MRT Tangsel masuk ke dalam proyek strategis nasional (PSN). Tahapannya, tahun ini akan ada studi mengenai outline business case (OBC).

“Mudah-mudahan tahun depan kami bisa lakukan FS (feasibility study) sama DED (detail enginering design), final business case nanti untuk KPBU. Setelah rangkaian studi tersebut selesai dan berjalan lancar, proses selanjutnya adalah pelelangan dan awal konstruksi yang ditargetkan pada 2022," katanya.

Menurut Edi, rangkaian studi ini dilakukan guna mengukur ketertarikan swasta dalam proyek yang diperkirakan menelan biaya hingga Rp 20 triliun. Melalui studi OBC akan diketahui proyek MRT tersebut menguntungkan atau tidak.

Baca juga : Bukan Cuma China Yang Banyak Duit

Menurutnya, tahun 2021 sudah bisa melakukan proses lelang. Terlebih lama waktu pelaksanaan DED hanya sekitar enam bulan.

Pembangunan jalur atau trase dilakukan bersamaan dengan DED yang dilakukan pada 2021. Setelah hasil studi trase tersebut selesai baru dapat dilelangkan. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.