Dark/Light Mode

Menkop Teten Dorong UMKM Papua Masuk Ke Skema Green Investment

Kamis, 27 Februari 2020 19:44 WIB
Menkop dan UKM Teten Masduki (kedua kiri) bersama Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Panjaitan (kedua kanan) beserta Kepala BKPM Bahlil Lahadalia berbincang usai menghadiri Forum High Level Meeting on Green Investment For Papua and West Papua, Sorong, Kamis (27/2). (Foto: Humas Menkop UKM)
Menkop dan UKM Teten Masduki (kedua kiri) bersama Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Panjaitan (kedua kanan) beserta Kepala BKPM Bahlil Lahadalia berbincang usai menghadiri Forum High Level Meeting on Green Investment For Papua and West Papua, Sorong, Kamis (27/2). (Foto: Humas Menkop UKM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki tengah menyiapkan UMKM di Papua untuk masuk dalam skema green investment. Investasi hijau merupakan konsep investasi ramah lingkungan yang tengah dioptimalkan oleh pemerintah Indonesia. 

"Investasi hijau terutama erat kaitannya dengan partner bisnis dalam menggarap kekayaan alam Papua sehingga sehingga menjadi komoditi ekspor yang sangat berharga bagi Papua sendiri," kata Teten saat menghadiri acara Forum High Level Meeting on Green Investment for Papua and West Papua yang dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Sorong, Kamis (27/2). 

Hadir dalam acara tersebut Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo. 

Baca juga : Bamsoet Dorong Empat Pilar MPR Masuk Materi Pembekalan Advokat

Ia mengatakan, produk UMKM berbasis kekayaan alam merupakan komoditas yang harus memiliki nilai tambah seperti produk perikanan, tuna, kerapu, produk pertanian mulai dari kopi, kakao, vanilla, pala dan buah-buahan. Teten menegaskan, kekayaan alam jika mendapat nilai tambah akan menjadi produk bernilai tinggi. Ia mencontohkan garam pohon dari Papua setelah mendapat inovasi dijual dengan harga Rp 500 ribu per kilogram. 

Untuk itu, ia meminta, pemerintah daerah Papua mengarahkan UMKM ke produk unggulan domestik. Prioritas pada produk unggulan diharapkan dapat memacu pertumbuhan UMKM Papua yang lebih cepat.  

"Jadi saya kira tinggal pemerintah daerahnya  segera mendampingi para pelaku usaha ini untuk bisa mengajukan pembiayaan mulai dari KUR, ada Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) dan skim pembiayaan lainnya," ucap Teten. 

Baca juga : Menkop Dorong Konglomerasi Koperasi Pondok Pesantren

Selanjutnya, produk unggulan berbasis kekataan alam ini akan dikelola dalam wadah koperasi. Misalnya, nelayan bergabung dalam koperasi, petani kakao juga membentuk koperasi. Melalui koperasi akan lebih mudah mengembangkan usahanya. Kemenkop dan UKM akan membuat model bisnis terkait pengembangan usaha tersebut. 

Di kesempatan itu juga, Menko Luhut Panjaitan menyatakan, konsep investasi hijau dalam tahap awal akan menyasar hasil pertanian, perikanan Papua dan Papua Barat yang berpotensi untuk diekspor, serta ekowisata. 

“Kami memiliki komoditas yang siap ditingkatkan dan dikembangkan seperti kakao, kopi Arabika, dan pala. Kami juga memiliki rumput laut dan kopi Robusta yang tumbuh baik di Papua, serta budaya, lingkungan, laut di Papua yang menawarkan banyak peluang untuk ekowisata,” kata Luhut.

Baca juga : Komisi VI Dorong BUMN Kolaborasi Majukan Sektor Pertanian dan Agrobisnis

Ia pun berharap, konsep investasi ramah lingkungan yang akan diterapkan di Papua dan Papua Barat bisa memacu pertumbuhan ekonomi di tanah Papua. “Jadi dengan adanya investasi, masyarakat akan memulai kegiatan ekonomi. Perekonomian alam tumbuh dan orang bisa mendapatkan manfaat sosial darinya,” imbuhnya.

Untuk mengoptimalkan modal alam yang dimiliki, Menko Luhut menyatakan pemerintah berkomitmen melindungi, melestarikan, dan mengelola ekosistem Papua dan Papua Barat secara berkelanjutan. Komitmen pemerintah, menurut dia, ditunjukkan melalui pengembangan prakarsa pembangunan rendah karbon, moratorium konsesi perkebunan kelapa sawit, hingga moratorium konsesi hutan alam primer dan lahan gambut. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.