Dark/Light Mode

Era Revolusi Industri 4.0

Menristekdikti Ingin Ekspor Robot

Sabtu, 2 Februari 2019 11:05 WIB
Salah satu mahasiswa memamerkan robot buatannya dalam sebuah kompetisi robot. (Foto : istimewa)
Salah satu mahasiswa memamerkan robot buatannya dalam sebuah kompetisi robot. (Foto : istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir ingin sepuluh tahun lagi, Indonesia harus bisa menjadi negara pengekspor robot. Generasi muda jangan sampai ketinggalan dengan bangsa lain di era revolusi industri 4.0.

Nasir bilang, mengutip data dari suatu lembaga riset yang menyebutkan bahwa pada tahun 2030 di sejumlah negara maju, pekerjaan manusia akan digantikan robot. Karena itu, ia berharap Indonesia pada tahun itu bisa menjadi produsen robot. “Sebagian pekerjaan akan digantikan oleh robot, mudah-mudahan kita tidak hanya menjadi operator, tapi bisa menjadi produsen robot,” kata Nasir, kemarin.

Nasir juga ingin mahasiswa bukan hanya dirancang untuk bekerja, namun juga merintis usaha di bidangnya. “Kita harus berinovasi, inovasi yang cepat dengan mengikuti kemajuan zaman. Mudah- mudahan bisa menjadi talenta digital dan bisa membuat start-up baru di Indonesia,” jelasnya.

Baca juga : Industri Plastik Di Ujung Tanduk

Selain itu, Nasir menyebutkan, ada beberapa strategi dalam mencetak lulusan berkualitas yang selaras dengan kebutuhan dunia usaha. Yakni dengan membangun ekosistem perguruan tinggi yang mampu merespon industri 4.0.

Kemudian melakukan reorientasi kurikulum yang mampu merespon perkembangan teknologi digital dan robot yang pesat untuk mencetak lulusan yang memiliki kompetensi pengetahuan dan teknologi digital melalui peningkatan pendidikan di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics).

Saat ini melalui revitalisasi politeknik, menurut Nasir sudah diterapkan di 12 pilot project politeknik. Mereka tersebut, kini telah dijadikan Tempat Uji Kompetensi (TUK) serta Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).  “Kita tambah dengan dosen dari industri dan dosen yang telah tersertifikasi kompetensi internasional dan nasional” jelasnya.

Baca juga : Sandi Dicurigai Ingin Dongkrak Elektabilitas

Sementara, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menyatakan, revolusi industri 4.0 menjadi era di mana pekerjaan dilakukan dengan mengurangi tenaga manu- sia, tapi dengan cara digital dan tenaga robot. Semua itu dilakukan untuk menunjang pembangunan bangsa.

“Perlu disampaikan bahwa robot itu bukanlah saingan ma- nusia. Justru banyak hal yang bisa ditingkatkan dengan adanya robot,” kata Hammam.

Sebab itu, Hammam mendukung anak-anak muda yang selalu mengembangkan dunia robotika seperti Masyarakat Robotika Indonesia (MRI). Komunitas itu penting untuk menjadi wadah bagi sumber- daya yang mumpuni di bidang robotika.

Baca juga : Kemendagri Jamin Stok Blanko KTP Elektronik Aman

“Kami di BPPT berpikir bagaimana inovasi bisa dibangun melalui sumberdaya manusia. Karenanya penting bagi Masyarakat Robotika Indonesia ini menjadi wadah bagi sumber daya manusia pegiat robotik yang kompeten di bidangnya,” tuturnya.

Dia juga mengatakan program MRI harus selaras dengan agenda pemerintah ke depan, yakni pembangunan sumber daya manusia. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.